JAKARTA, KOMPAS.com – Musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar yang akan digelar pada 30 November 2014, di Bandung, Jawa Barat, harus berjalan demokratis. Jika tidak terjadi, imbasnya elite Golkar bisa saja keluar dari Partai Golkar dan membentuk parpol baru seperti dalam sejarah partai berlambang pohon beringin itu.
"Kita lihat pengalaman saja, setiap Munas berpotensi memunculkan partai baru, 1999, 2004, 2009 karena ketidakpuasan dengan mekanisme itu," kata Direktur Eksekutif Political Communication Institute (Polcom) Heri Budianto ketika dihubungi, Minggu (23/11/2014), seperti dikutip Tribunnews.com.
Heri mengatakan, potensi keluarnya tokoh Golkar setelah Munas mendatang cukup besar. Pasalnya, masih ada tokoh Golkar yang tidak puas Aburizal Bakrie ingin kembali menjabat Ketua Umum Golkar periode selanjutnya.
"Ini tidak boleh dibiarkan. Mereka yang beda pandangan itu kemudian dipanggil lalu diberi ruang yang sama. Tapi kalau itu tidak dilakukan, masih ada sentimen-sentimen di dalam, maka kita bisa lihat akan ada partai-partai baru lagi," kata Heri.
Setidaknya ada tiga tokoh yang keluar dari Golkar dan membentuk parpol baru, yakni Wiranto (mendirikan Partai Hanura), Prabowo Subianto (mendirikan Partai Gerindra), dan Surya Paloh (mendirikan Partai Nasdem).
Selain Aburizal, ada tujuh tokoh lain yang ingin maju di Munas Golkar selanjutnya. Mereka, yakni Agung Laksono, Agus Gumiwang, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Hajriyanto Thohari, dan Airlangga Hartanto. (baca: Lawan Aburizal, Tujuh Calon Ketum Golkar Kemungkinan Bersatu Usung Satu Nama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.