JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Bandung, Idil Akbar, memandang upaya percepatan penyelenggaraan Munas IX Golkar merupakan bentuk kekhawatiran Aburizal Bakrie dalam mempertahankan jabatan ketua umum.
"Karena persaingan cukup ketat, maka dengan memajukan waktu penyelenggaraan munas, akan menjadi peluang bagi Ical untuk lebih mengonsolidasikan diri di tingkat bawah," kata Idil yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (12/11/2014), seperti dikutip Antara.
Menurut Idil, peluang Aburizal memenangkan kompetisi ketua umum dalam munas saat ini mulai berkurang sebab banyak kalangan internal yang menyatakan tidak menginginkan Aburizal menjabat ketua umum kembali.
Idil menilai beberapa faksi di internal Golkar sudah terlihat. Dengan percepatan penyelenggaraan munas, peluang kandidat ketua umum lain untuk melakukan konsolidasi dengan daerah bisa ditekan.
Dia mengatakan, seharusnya Aburizal konsisten dengan ucapannya terdahulu yang mengatakan penyelenggaraan munas pada 2015, yang juga telah menjadi kesepakatan bersama. (Baca: Aburizal: Munas Golkar 2015, Kader Harus Patuh)
"Kalau disepakati 2015 ya sudah, sebagai ketua umum dia harus memegang janjinya," ujar Idil.
November
Sebelumnya, politisi Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa, membeberkan adanya skenario percepatan penyelenggaraan munas oleh DPP Partai Golkar di bawah kepengurusan Aburizal, dari rencana sebelumnya awal Januari 2015 menjadi akhir November 2014.
Selain itu, akan diterapkan pula persyaratan tambahan bagi kandidat ketua umum, yakni harus memenuhi dukungan 10 DPD tingkat I dan 30 persen DPD tingkat II.
Agun menduga wacana percepatan munas dilakukan untuk membatasi ruang gerak kandidat ketua umum lain dalam menyosialisasikan diri sebagai kandidat ketua umum dan mengumpulkan dukungan daerah.
Dengan demikian, kata dia, hanya Aburizal yang bisa memenuhi persyaratan yang diterapkan, dan Aburizal dapat melenggang mudah melalui jalur aklamasi dalam Munas IX Golkar.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham, seperti dikutip harian Kompas, membantah adanya skenario bahwa DPP Golkar sudah menetapkan tanggal munas itu.
”Nanti (tanggal munas), kan, terserah peserta rapimnas (rapat pimpinan nasional). Mereka nanti yang menetapkan tanggal munas,” ujarnya.
Idrus juga membantah adanya skenario bahwa rapimnas itu nantinya langsung ditingkatkan statusnya menjadi Munas Golkar. Rapimnas Golkar itu akan digelar pada 17-18 November 2014 di Yogyakarta.
”Kan, munas harus ada DPD tingkat kabupaten/kota, juga organisasi pendiri dan sayap Golkar,” ujarnya.
Meski demikian, Idrus membenarkan adanya dukungan masif kepada Ketua Umum Aburizal Bakrie. ”Ada banyak surat dan faks yang masuk menyatakan dukungan ke beliau,” katanya.
”Sebagai kader yang baik, apabila Pak Aburizal didesak untuk maju lagi menjadi ketua umum, ya pasti diterima,” tambahnya.
Sejauh ini, selain Aburizal, sudah ada tujuh kandidat yang mencalonkan diri. Mereka adalah MS Hidayat, HR Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Erlangga Hartarto, Zainuddin Amali, dan Hajriyanto Y Thohari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.