Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Audit Legislasi, Kerja Berat Pertama untuk Visi Kemaritiman Jokowi"

Kompas.com - 28/10/2014, 06:58 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tumpang-tindih regulasi disebut sebagai tantangan besar di bidang hukum yang akan menghadang visi kemaritiman pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Legal audit nyaris mutlak dilakukan.

"Dari 42 agenda hukum Jokowi, 12 di antaranya terkait legislasi. Terkait konsep negara maritim, harus ada penyesuaian luar biasa untuk mengatasi tumpang-tindih regulasi," ujar Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Saldi Isra, saat dihubungi, Senin (27/10/2014).

"Ada banyak kerja harus dilakukan, bisa dimulai dari aturan operasional," lanjut Saldi. Menurut dia, proses audit legislasi ini bisa dimulai dari semua kementerian yang terkait dengan visi kemaritiman. "Harus dilihat semua peraturan pemerintah dan aturan turunan UU lainnya, mana yang tak mendukung visi kemaritiman ini."

Saldi tak menampik bahwa proses audit semacam ini bukanlah inisiasi pertama dalam sejarah reformasi. Namun, kata dia, dukungan penuh dari Presiden merupakan faktor pembeda yang sangat besar. "Sekarang, dukungan Presiden penuh."

Menurut Saldi, langkah konkret untuk memulai audit ini harus dilakukan sesegera mungkin dan secepat-cepatnya. "Menyelesaikan (audit) di satu kementerian saja bisa lama, apalagi ini ada banyak kementerian."

Dengan memulai audit di tingkat PP dan aturan turunan UU, papar Saldi, akan bisa dilacak UU apa yang "bermasalah". "Begitu ditemukan (UU yang bermsalah itu), harus segera 'dinegosiasikan' dengan DPR untuk bisa segera masuk ke program legislasi parlemen, bila perlu harus mendesak untuk jadi legislasi."

Saldi mengaku tak khawatir dengan proporsi parlemen saat ini yang didominasi wakil rakyat dari Koalisi Merah Putih. "Lho, mereka kan sudah menyatakan parlemen siap backup. Ini tantangan terbesar (untuk membuktikan komitmen itu)," tegas Saldi.

Terlepas dari visi kemaritiman, Saldi mengingatkan bahwa agenda-agenda mendasar terkait hukum yang menjadi peninggalan pemerintahan sebelumnya tetap tak bisa diabaikan. Dia menyebutkan di antara peninggalan itu adalah revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

"Visi kemaritiman juga tak masuk akal bila bertabrakan dengan semangat antikorupsi," imbuh Saldi. Agenda hukum mendasar yang selama ini sudah berjalan, tegas dia, tak boleh melemah ketika visi kemaritiman dicanangkan oleh pemerintahan sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com