Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Tertembaknya 4 Anggota TNI di Batam Versi Tim Investigasi

Kompas.com - 14/10/2014, 15:56 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Tim investigasi gabungan TNI dan Polri akhirnya mengumumkan hasil penyelidikan terkait bentrokan antara anggota Polri dan TNI di Batam, Kepulauan Riau, pada 21 September lalu, yang menyebabkan empat prajurit TNI dari Batalyon 134 mengalami luka tembak. Bagaimana kronologi kejadian versi tim investigasi?

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menjelaskan, dua anggota TNI sedang melintas ketika anggota dari Polda Kepulauan Riau melakukan penggerebekan di salah satu gudang penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) ilegal di Batam.

Karena melihat adanya keramaian, kedua anggota TNI tersebut kemudian mendatangi tempat penggerebekan lalu menghalangi anggota Brimob saat hendak meninggalkan gudang penyimpanan BBM ilegal. (Baca: Hasil Investigasi, TNI Akui Prajurit Bekingi Gudang BBM Ilegal di Batam)

Merasa dihalangi, seorang anggota Brimob Polda Riau AKP OYP kemudian melepaskan tembakan peringatan ke arah tanah. Namun, pantulan peluru yang ditembakkan tersebut ternyata mengenai bagian kaki dua orang prajurit TNI.

Tak lama setelah kejadian tersebut, dua anggota TNI lainnya kemudian mendatangi Markas Brimob Polda Riau untuk meminta klarifikasi. (Baca: TNI Anggap Prajurit yang Bekingi Bisnis BBM Ilegal sebagai Kenakalan Remaja)

"Mereka mempertanyakan, kok ada temannya yang ditembak?" ujar Fuad saat jumpa pers di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Namun, seorang anggota Brimob yang sedang berjaga di dalam markas menduga bahwa saat itu telah terjadi penyerangan oleh anggota TNI. Ia pun membunyikan lonceng yang berarti tanda siaga bagi seluruh anggota Brimob yang berada di dalam markas.

Menurut Fuad, karena mendengar lonceng, semua anggota Brimob yang sedang melakukan apel di dalam markas keluar dengan membawa senjata. Saat itu, terjadi tembakan ke arah atas oleh anggota Brimob.

Namun, entah bagaimana tembakan tersebut justru melukai dua anggota TNI yang mendatangi Markas Brimob. Insiden antara TNI dan Polri tersebut akhirnya dapat mereda seusai perwira tinggi dari masing-masing pihak bertemu dan mengadakan pembicaraan.

Hingga saat ini, tim investigasi belum bisa menentukan siapa anggota Brimob yang mengeluarkan tembakan di depan Markas Brimob. Tim investigasi kemudian menyerahkan kepada Kapolri Jenderal Pol Sutarman untuk mengusut pelaku penembakan tersebut.

Selain menjelaskan kronologi, hasil investigasi juga menetapkan tiga anggota TNI dari Batalyon 134 diduga terlibat tindak pidana penyimpangan BBM bersubsidi di Batam, Kepulauan Riau. Selain itu, tim investigasi juga memberikan sejumlah rekomendasi tindak lanjut bagi pimpinan TNI dan Polri untuk menyelesaikan insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com