Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Sempat Berang Saat Priyo Putuskan Hanya Dua Opsi Pilkada

Kompas.com - 27/09/2014, 13:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan Aria Bima mengaku sempat berang ketika Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang memimpin sidang paripurna pengesahan RUU Pilkada memutuskan hanya dua opsi yang akan dipilih secara voting. Ia mengatakan, Priyo terlalu cepat mengetuk palu tanpa mempertimbangkan opsi ketiga yang ditawarkan Partai Demokrat, yakni pilkada langsung dengan 10 syarat mutlak.

"Saya berang waktu Priyo putuskan cuma ada dua opsi, langsung dan tidak langsung. Tanpa melihat opsi dari Demokrat, itu tetap dilanjutkan," kata Aria dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (27/9/2014).

Aria menilai, Priyo terlalu cepat membuat keputusan karena ingin mempersingkat waktu sidang yang diselingi lobi selama empat jam. Padahal, kata Aria, saat itu PDI-P, PKB, dan Partai Hanura telah mendukung opsi yang ditawarkan Demokrat.

"Sidang kemarin padahal Priyo tahu PDI-P, Hanura, dan PKB memberi dukungan 100 persen dengan pilkada 10 syarat itu. Tapi, Demokrat malah kaget kita dukung," ujarnya.

Mendengar pernyataan tersebut, Priyo menyatakan bahwa opsi yang diajukan Demokrat tidak memenuhi suara mayoritas. Menurut Priyo, dalam lobi yang memakan waktu berjam-jam lamanya, kedua opsi di awal, yakni pilkada langsung atau pilkada melalui DPRD, merupakan opsi voting yang lebih banyak dipilih fraksi lainnya.

"Yang jadi persoalan, opsi itu tidak bisa diterima sebagian besar fraksi. Karena tidak mufakat, maka opsi Demokrat didrop," kata Priyo.

Priyo mengatakan, posisinya sebagai pimpinan saat itu begitu sulit dan harus tetap bersikap adil. Namun, ia mengaku terkejut ketika pada akhirnya Demokrat memilih mundur dari persidangan "Saya tidak pernah prediksi Demokrat walkout itu bagai durian runtuh. Saya kaget, kita semua kaget, tapi itu hak politik," ujar Priyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com