Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Jangan Hanya "Cerita Manis" kepada Jokowi

Kompas.com - 27/08/2014, 10:05 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo untuk membahas proses transisi pemerintahan di Bali, Rabu (27/8/2014). Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, berharap, SBY tak hanya berbagi keberhasilannya selama sepuluh tahun memimpin Indonesia.

“Kunci keberhasilan proses transisi ini, SBY harus berani membuka kondisi riil negara. Seberapa efektif pemerintahan berjalan dan ancaman apa saja yang akan dihadapi pemerintahan yang akan datang. Jangan sampai, SBY hanya cerita manis saja sehingga pertemuan menjadi ajang basa-basi,” kata Arie Sudjito, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Menurut Arie, jika SBY secara terbuka menyampaikan apa saja kekurangan pemerintahannya, hal itu akan menguntungkan, baik bagi Jokowi maupun SBY. Di satu sisi, SBY akan meninggalkan pekerjaan rumah yang belum diselesaikan. Di sisi lain, Jokowi akan mempersiapkan diri untuk mengevaluasi pemerintahan yang sudah berjalan. Dengan demikian, akan terjadi kesinambungan antara pemerintah lama dan pemerintah baru.

“Hal lain, pertemuan itu tidak akan terjebak pada deal-deal politik antara SBY dan Jokowi. Kalaupun muncul koalisi, tidak akan ada upaya untuk membangun pemerintahan yang lebih baik,” katanya.

Lebih jauh, Arie menilai, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang siap menerima kritikan. Jika SBY hanya menceritakan keberhasilannya dalam membangun negara, ia menilai bahwa hal itu tak akan berpengaruh bagi Jokowi. Menurut dia, Jokowi memiliki gaya kepemimpinan sendiri untuk membangun bangsa dan negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com