Mengingat semua balasan itu saya ketik sendiri maka tidak ada SMS dari saya yang panjang. Paling begini: Prof Endin, lahir batin juga ya. Hampura kuring. Itu untuk profesor yang tokoh Sunda itu.
Atau balasan untuk Rektor UGM: "Prof Pratik, sugeng riyadi ya. Nyuwun gunging pangaksami". Atau untuk tokoh pengusaha Tionghoa: "Xie xie Pak Prajogo. Bao zhong". Atau untuk teman Kristen ini: "Thanks. Tuhan memberkati Pak Vincent selalu". Dan sebangsanya.
Sangat pendek. Memang banyak yang nadanya sama, tapi semua saya ketik lagi sendiri. Untuk kalimat pendek seperti itu meng-copy toh lebih lama dari mengetik yang baru. Dan itu tadi, saya merasa seperti salaman sendiri dengan tiap orang.
Tentu ada juga yang tidak bisa saya balas. Jumlahnya lumayan. Yakni SMS yang tidak menyebut nama pengirimnya. Mungkin mereka mengira saya tahu siapa dia. Mungkin dulu namanya memang ada dalam daftar di BB saya namun karena nama itu hilang saat terjadi kerusakan BB, jadinya saya tidak tahu lagi siapa dia.
Yang juga sulit adalah SMS yang hanya menyebut nama pengirimnya Didik, Dadik, Bambang, Ahmad, Supri, dan sebagainya. Saya sulit mengira-ngira Didik yang mana ya? Atau Bambang yang mana ya? Apalagi kalau isinya "SMS konfeksi". Saya tidak bisa menangkap getaran bahasa dari Didik yang mana atau Bambang yang mana.
Untuk SMS yang tidak terjawab seperti itu saya mengucapkan "minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin".
Dahlan Iskan, Menteri BUMN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.