Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Jokowi-JK Curiga Babinsa Dikerahkan secara Masif dan Terstruktur

Kompas.com - 08/06/2014, 14:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Abul Karding Kadir mencurigai, aksi babinsa yang mengarahkan masyarakat untuk memilih Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dilakukan secara komprehensif, terstruktur, dan masif.

"Saya curiga aktivitas ini bukan sporadis, tapi komprehensif, terstruktur, masif pula," ujar Karding saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (8/6/2014) siang.

"Saya curiga aksi ini dilakukan oleh pihak-pihak yang memang mampu mengorganisasi, dan memiliki jalur dengan oknum di institusi TNI. Oknum ya, bukan institusi," lanjutnya.

Karding mengatakan, pernyataannya ini bukan tanpa dasar. Sebab, aksi tidak netral oknum babinsa tersebut tidak hanya terjadi di Jakarta saja, tetapi juga terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Misalnya di Yogyakarta, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah.

Selain itu, lanjut Karding, ciri khas struktur di TNI adalah sistem komando. Oleh sebab itu, tak mungkin aksi babinsa tersebut dilakukan secara spontan oleh satuan paling bawah TNI.

Karding mencurigai bahwa ada perintah khusus. "Sudah jelas bahwa TNI tidak lulus di dalam memberikan sanksi kepada anggotanya yang secara jelas dan sadar melakukan kegiatan politik," lanjut Karding.

Seperti diberitakan, menjelang pemilu presiden, warga di kawasan Jakarta Pusat diresahkan oleh pendataan siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih oleh babinsa. Dalam pendataan itu, warga diarahkan memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Terkini, TNI menetapkan dua orang babinsa bersalah, yakni Koptu Rusfandi dan Kapten Infanteri Saliman. Rusfandi dikenakan sanksi berupa penundaan pangkat selama tiga periode. Sementara itu, Saliman dikenakan sanksi berupa penundaan pangkat selama satu periode.

Namun, status bersalah itu bukan lantaran kedua babinsa itu mengarahkan masyarakat kepada capres tertentu melainkan karena mereka melakukan pendataan masyarakat, lepas dari arah komando.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com