Menurut Bara, penambahan panggung tersebut akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada masyarakat menilai pemahaman para kandidat atas visi misi dan program kerja yang mereka tawarkan kepada publik.
"Kami mendorong format debat pada pemilihan presiden ini menjadi tiga kali bagi calon presiden, tanpa melibatkan calon wakil presiden," kata Bara dalam keterangan yang diterima wartawan, Kamis (5/6/2014).
Ketua DPP PAN itu mengatakan, dalam sistem politik demokrasi ini, presiden merupakan pemimpin utama pemerintahan dan negara. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memberikan penilaian secara langsung dan menyeluruh bagi sang calon presiden.
Sementara itu, Bara setuju dengan rencana KPU mengurangi porsi debat antar-cawapres. Menurut dia, saat ini yang paling penting adalah mendengarkan debat visi misi dan program kerja yang disampaikan antar-capres. "Untuk menilai kualitas calon wapres, debat antar-calon wakil presiden dilakukan sekali saja."
Sebelumnya, KPU mengatakan ada perubahan soal jumlah debat antar-cawapres ini. "Setelah berdiskusi dengan tim kampanye nasional masing-masing pasangan calon, ada perubahan di metode debat. Tadinya debat antar-cawapres akan dilakukan dua kali, sekarang jadi satu kali saja," tutur anggota KPU, Hadar Nafis Gumay, di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Sepanjang masa kampanye, KPU menjadwalkan lima kali debat terkait kandidat Pemilu Presiden 2014. Satu slot debat yang semula dialokasikan untuk para cawapres akan dialihkan menjadi debat antar-pasangan calon. Dengan perubahan ini, debat antar-capres menjadi dua kali, debat antara-cawapres satu kali, dan debat antar-pasangan capres-cawapres menjadi dua kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.