Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Keliru Kalau Nada Suara Tinggi atau Maskulinitas Dianggap Ketegasan"

Kompas.com - 31/05/2014, 15:36 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden Prabowo Subianto yang berlatarbelakang militer dianggap sebagian kalangan sebagai sosok yang tegas. Namun, Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur, Rudi Rohi justru menilai capres Joko Widodo (Jokowi) lebih tegas daripada Prabowo.

Rudi mengatakan, untuk mengukur dan membandingkan ketegasan antara Jokowi dengan Prabowo sangat mudah. Salah satunya dengan melihat kembali rekam jejak dari kedua kandidat presiden itu saat memimpin selama ini.

"Kalau ingin mengukur ketegasan justru Jokowi lebih tegas. Itu jelas sudah terbukti. Jokowi menyelesaikan persoalan ketika dipercaya memimpin di Solo dan Jakarta. Itu bukti ketegasan," kata Rudi di Jakarta, Sabtu (31/5/2014), seperti dikutip Tribunnews.com.

Jokowi, kata Rudi, misalnya membawa Solo menjadi kota yang jauh lebih baik. Ketika dipercaya memimpin Jakarta, lanjutnya, Jokowi berani tegas terhadap orang-orang yang berupaya menjadikan Jakarta sebagai kota yang korup dan tidak manusiawi.

Sementara Prabowo, dinilai Rudi, belum pernah menunjukkan ketegasan apa pun ketika memegang tampuk pimpinan. Contohnya, lanjut Rudi, Prabowo tidak tegas terhadap anak buahnya yang melakukan aksi penculikan. "Itu bentuk ketidaktegasan dari seorang pemimpin," ujar Rudi.

Jadi, menurut Rudi, rakyat jangan mau dikelabui dengan segala upaya membangun citra ketegasan seorang pemimpim yang menyesatkan. Sebab, kata Rudi, ketegasan dalam memimpin tidak bisa diukur dan dinilai dari kegantengan atau kegagahan seseorang. Ketegasan pemimpin bisa dinilai dari konsistensi dalam mengambil keputusan.

"Kalau suka marah-marah, emosi dan nada suara yang tinggi atau maskulinitas dianggap sebuah ketegasan itu sangat keliru. Ketegasan bukan dicirikan atau disimbolkan dengan maskulinitas, tapi konsisten pada prinsipnya. Yang namanya tegas adalah bagaimana seorang pemimpin berani membuat keputusan walaupun tidak populis," ujar Rudi.

Selain itu, Rudi mengingatkan, ketegasan yang hanya mencerminkan sosok maskulinitas dari seseorang justru berpotensi melahirkan kekerasan. Sebab, lanjutnya, 'ketegasan' macam itu hanya mengandalkan sisi kekuatan fisik, tetapi mengabaikan keteguhan dalam berprinsip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com