Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Cawapres Pendamping Jokowi?

Kompas.com - 12/04/2014, 08:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bergerak cepat seusai perolehan suara pemilihan legislatif diketahui melalui hitung cepat atau exit poll pada 9 April 2014 lalu. Menentukan partai koalisi sekaligus menyeleksi calon wakil presiden adalah dua hal yang disasar "banteng hitam".

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berbicara empat mata dengan bakal calon presiden partainya, Joko Widodo, di kediaman Mega di Kebagusan, Jakarta Selatan, Jumat malam. Seusai pertemuan itu, Jokowi memberi sedikit bocoran bahwa ada lima kandidat cawapres yang dipegang untuk mendampinginya.

"Sudah mengerucut menjadi lima. Nama-namanya muncul minggu depanlah," ujar Jokowi di luar pagar rumah dinas gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Surapati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/4/2014) jelang tengah malam.

Jokowi bungkam saat ditanya lebih lanjut apakah lima cawapres itu adalah sosok yang biasa beredar di media masa atau tidak, berusia lebih muda darinya atau lebih tua, berasal dari kalangan militer, ekonom atau politikus, dan sebagainya. Namun, secara tersirat, dia mengatakan bahwa sosok cawapres berasal dari partai politik.

"Artinya kalau sudah masuk cawapres, ya harusnya kan sudah masuk ke partai," lanjut Jokowi.

Yang penting, lanjut Jokowi, dirinya dengan sang cawapres ini harus saling mengisi. Persis seperti kepemimpinan di DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama. Ada yang mengurus dari dalam kantor saja, ada yang memantau dan blusukan di lapangan. Ada chemistry yang muncul di publik ketika kedua tokoh muncul.

Tidak hanya soal pembagian kerja, Jokowi mengatakan bahwa perbedaan latar belakang dirinya dengan sang cawapres juga penting. Menurut dia, latar belakang yang berbeda bisa saling melengkapi dan mengisi satu sama lain dalam perjalanan kerjanya.

"Kombinasi yang berbeda itu akan bagus. Itu akan jadi kekuatan yang saling melengkapi, yang saling mengisi," lanjut Jokowi.

Nasdem, PKB, dan PAN

Sementara soal penjajakan koalisi, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi tiga partai yang menjalin komunikasi politik dengan PDI-P. Kendati demikian, Jokowi mengatakan bahwa hal itu tidak hanya dilakukan kepada tiga partai politik tersebut. PDI-P akan menjajaki komunikasi ke sejumlah parpol lain.

Jokowi mengatakan, ada juga parpol yang melakukan komunikasi politik pertama kali dengan PDI-P. Karena belum final, Jokowi mengaku belum dapat berbicara mengenai pembagian kekuasaan di pemerintahan.

Jokowi memprediksi, pekan ketiga bulan April 2014 pihaknya telah mengumumkan parpol mana saja yang bakal diajak kerja sama politik alias koalisi. "Sabarlah, sabar. Minggu depan kita bicara banyak," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Mabes Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Mabes Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com