Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei, Megawati Lebih Layak "Nyapres" Dibanding Jokowi

Kompas.com - 09/02/2014, 18:11 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas warga Jakarta menilai Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri lebih layak maju sebagai calon presiden dalam pemilihan umum 2014 dibandingkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini merupakan salah satu hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) terhadap 790 warga DKI Jakarta yang menjadi responden dalam kurun waktu 10 Januari hingga 26 Januari 2014.

"Kami mengajukan pertanyaan, dari sejumla tokoh internal yang ada di PDI-Perjuangan, siapakah yang paling layak diusung menjadi capres," kata peneliti LSN Dipa Pradipta saat merilis hasil survei lembaganya di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Menurut hasil survei tersebut, sebanyak 33,8 persen responden menilai Megawati lebih layak "nyapres". Sedangkan Jokowi, mendapatkan suara sekitar 24,6 persen. Posisi ketiga ditempati putri Megawati, Puan Maharani dengan 6,5 persen.

Menurut Dipa, persepsi responden yang menilai Megawati lebih layak ini menjadi salah satu alasan mengapa sebagian besar responden yang disurvei LSN menilai kurang setuju jika Jokowi "nyapres".

Kurang setuju Jokowi "nyapres"

Menurut hasil survei tersebut, sebanyak 71,2 persen responden mengaku kurang setuju jika Jokowi maju sebagai presiden dalam Pemilu 2014.

"Mayoritas masyarakat DKI mengaku kurang setuju wacana usung Jokowi, 71,2 mengaku kurang setuju. Hanya 27,5 persen yang mengaku setuju. Dibandingkan Oktober 2013 merosot tajam. Saat itu, 2013, mereka yang setuju 53,8 persen," ujar Dipa.

Dia melanjutkan, selain karena persepsi responden yang menilai Megawati lebih layak maju sebagai calon presiden diabandingkan Jokowi, ada alasan lain yang mendasari kekurangpuasan responden jika Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden 2014.

Alasan terbanyak, katanya, respoden menilai Jokowi harus membuktikan terlebih dahulu kinerjanya sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Jika Jokowi berhasil, layak jadi capres 2019 nanti," kata Dipa.

Alasan lainnya, lanjut Dipa, responden menilai Jokowi masih dibutuhkan untuk membenahi Jakarta. Kemudian yang ketiga, menurutnya, responden menilai Jokowi belum cukup pengalaman untuk memimpin dalam skala nasional, dan konsep pembangunan Jokowi yang belum jelas.

Kepuasan merosot

Dipa juga mengatakan, menurut hasil survei yang dikerjakan lembaganya, kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Jokowi di berbagai bidang semakin merosot. Awal tahun ini, sebanyak 47,5 persen responden mengaku puas dan 46,9 mengaku kurang puas. Sementara menurut hasil survei yang dilakukan LSN sekitar Oktober 2013, presentase warga DKI Jakarta yang puas terhadap kinerja Jokowi ketika itu sekitar 68,3 persen.

"Hampir 16 bulan pimpin Jakarta, Jokowi belum memperlihatkan sinyal jelas Jakarta akan lebih baik daripada masa kepemimpinan gubernur sebelumnya. Banjir, kemacetan, kondisi sekarang tampak lebih buruk. Kesimpulan tersebut tercermin hasil survei LSN yang menunjukkan semakin merosotnya kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi dalam berbagai bidang," tutur Dipa.

Menurutnya, survei ini dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka berpedoman kuesioner terhadap 790 responden yang tersebar di lima kotamadya Jakarta. Populasi dari survei adalah seluruh penduduk Jakarta yang berusia minimal 17 tahun atau mereka yang belum 17 tahun namun sudah menikah.

Sementara margin of error atau simpangan kesalahan survei sekitar 3,5 persen dengan tingkat kepercayaaan 95 persen. Dipa juga mengklaim bahwa survei ini dibiayai Yayasan LSN. Biaya survei ini pun, katanya, tidak besar.

"Ini dibiayai Yayasan LSN. Yayasan LSN tidak hanya bergerak di survei tapi juga kegiatan sosial. Karena regional, biayanya tidak terlalu besar, jadi memang biaya survei ini melalui Yayasan LSN," ucapnya.

Selain itu, Dipa mengatakan bahwa lembaga survei LSN ini bukan merupakan tim sukses pihak manapun yang tengah berencana "nyapres".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com