Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Ina Ammania Bantah Sumbang Rp 2 Miliar ke Partainya

Kompas.com - 06/02/2014, 17:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Calon anggota legislatif petahana PDI Perjuangan Ina Ammania membantah memberikan sumbangan berbentuk uang tunai sebesar Rp 2 miliar untuk partainya. Ina mengaku hanya menyediakan logistik berupa alat peraga kampanye untuk menyosialisasikan dirinya yang kembali maju sebagai caleg DPR RI di daerah pemilihan Jawa Tengah VI.

Ina menjelaskan, sebagai caleg petahana, dirinya memiliki keharusan untuk melaporkan kesiapan bantuan logistik berupa alat peraga kampanye kepada partainya. Di antara semua keperluan kampanye, alat peraga merupakan sektor yang paling memerlukan banyak biaya.

"Kita ada buat bendera, baliho, kaus, stiker, ada kartu nama dan lain-lain. Pokoknya sarana untuk kampanye kita yang tidak melebihi peraturan," kata Ina saat dijumpai di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Anggota Komisi VIII DPR itu mengaku tak pernah memberi sumbangan berbentuk uang tunai yang diberikan khusus untuk keperluan Pemilu 2014 kepada partainya. Ina hanya memberikan iuran rutin dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam aturan partai atau iuran saat partainya akan menggelar konsolidasi tingkat nasional.

"Enggak ada uang cash, saya cuma sediakan logistik di dapil, itu pun untuk pencalegan saya. Jumlah yang saya keluarkan untuk kampanye, itu rahasia," katanya.

Seperti diberitakan, sekitar 90 persen anggota DPR periode 2009-2014 kembali maju pada Pemilu Legislatif 2014. Berdasarkan data yang dirilis Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Ina merupakan caleg yang paling banyak menyumbang untuk partai, yaitu mencapai Rp 2 miliar.

Sementara itu, caleg yang paling sedikit mengeluarkan dana kampanye, berdasarkan laporannya, adalah caleg dari PPP, Achmad Daeng Sere. Dia mengaku hanya mengeluarkan Rp 2 juta untuk menyumbang dana kampanye ke partainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com