Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Tak Tergesa Terima Dana APBN untuk Biayai Saksi di TPS

Kompas.com - 27/01/2014, 18:01 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyatakan pihaknya menolak pendanaan saksi di tiap tempat pemungutan suara (TPS) oleh negara bila aturan dan landasan hukumnya belum jelas. Ia mengungkapkan, tak ada alasan partai politik meminta negara menggelontorkan dana guna membiayai saksi di TPS.

"Saya pribadi, kalau tidak jelas, PKS lebih baik menolak dana saksi parpol dari negara," kata Mardani, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Anggota Komisi I DPR itu menuturkan, negara bisa membiayai ongkos pemilu demi menjaga kredibilitas pelaksanaan, hasil, dan menutup celah penyelewengan. Akan tetapi, demokrasi yang murah harus menjadi pertimbangan utamanya. Ia mengusulkan agar anggaran dari pemerintah ke partai politik diberikan melalui mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik.

Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa negara memberikan bantuan kepada partai yang mempunyai kursi di parlemen sesuai perolehan suara sah dalam pileg. Aturan itu mengacu pada PP Nomor 5 tahun 2009, Keputusan Mendagri Nomor 212 tahun 2009, yang menetapkan harga Rp 108 per suara partai politik yang mendapatkan kursi di parlemen.

"Ketimbang menimbulkan berbagai macam kerumitan sebaiknya pakai meknisme biasa saja," ujarnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPR Hakam Naja menjelaskan, keputusan membiayai saksi partai politik oleh negara merupakan keputusan bersama antara DPR, KPU, Bawaslu, dan pemerintah. Anggaran untuk membiayai saksi tersebut diambil dari APBN di pos anggaran 99.

"Kami setuju, agar orang (saksi) tak dibiayai orang per orang dan dia mengendalikan. Kalau negara bisa memberikan alokasi yang cukup, partai akan lebih fokus melakukan pengaderan, pendidikan, advokasi, tapi tidak di wilayah menggalang dana," pungkasnya.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk membayar saksi partai politik yang akan ditempatkan di setiap TPS. Hal itu untuk mengantisipasi kekurangan dana yang kerap dikeluhkan partai politik. Setiap saksi dibayar Rp 100.000 untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

Keputusan itu menuai penolakan dari beberapa partai. Salah satunya adalah Partai Nasdem yang dengan tegas menolak anggaran tersebut dan mengusulkan agar dananya diberikan kepada korban bencana alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakkan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakkan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com