Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Hanya Pajangan karena SBY Tak Tegas

Kompas.com - 04/01/2014, 12:21 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi tak heran jika Sekretariat Gabungan (Setgab) koalisi partai pendukung pemerintah tak kompak dalam mendukung kebijakan pemerintah. Salah satu alasan yang paling krusial adalah karena kurangnya ketegasan Susilo Bambang Yudhoyono dalam mendisiplinkan partai anggota koalisi.

Ia mengambil contoh saat Fraksi Partai Demokrat di DPR tak mendapat dukungan untuk membubarkan Tim Pengawas DPR untuk Kasus Bank Century. Akhirnya, ambisi Demokrat membubarkan Timwas itu kandas setelah tujuh fraksi di parlemen menyatakan dukungan agar masa kerja Timwas diperpanjang sampai September 2014.

"Mungkin kesepakatannya (dalam koalisi) hanya satu, mendukung SBY sampai 2014, lainnya boleh berbeda. Setgab tidak lebih dari pajangan semata," kata Burhanuddin di Jakarta, Sabtu (4/1/2014).

Burhanuddin melanjutkan, mengenai Timwas Century, ada sebab mengapa SBY tidak pernah bisa mendisiplinkan partai anggota koalisi. "SBY sebagai patron dalam koalisi kurang memberi insentif. Terlalu banyak duri dalam daging di tubuh koalisi," pungkasnya.

Untuk diketahui, Setgab tidak solid dalam mengawal kebijakan pemerintah di DPR. Kebijakan-kebijakan Demokrat di Parlemen tak sedikit yang ditentang dan beberapa di antaranya terpaksa gugur.

Contohnya seperti usulan Demokrat yang ingin mengangkat Ruhut Sitompul menjadi Ketua Komisi III DPR menggantikan Gede Pasek Suardika. Usulan ini mendapat penolakan keras dari internal Komisi III. Rapat pun berjalan alot, dan lobi berakhir buntu. Besarnya gelombang penolakan mengandaskan ambisi Ruhut. Fraksi Demokrat akhirnya menunjuk Pieter C Zulkifli untuk menggantikan Pasek.

Hal serupa juga terjadi pada saat paripurna pengambilan keputusan masa tugas Tim Pengawas DPR untuk Kasus Bank Century. Fraksi Demokrat hanya mendapat dukungan dari Fraksi PPP yang ingin Timwas Century dibubarkan, sementara tujuh fraksi lain bersikukuh Timwas harus diperpanjang. Perdebatan berlangsung panjang dan Fraksi Demokrat kembali gigit jari karena gagal memenangkan lobi. Paripurna akhirnya memutuskan Timwas Century diperpanjang sampai 30 September 2014.

Situasi serupa hampir terjadi saat pemerintah mengusulkan RAPBN-P 2013 yang mengatur dana kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Dua kebijakan itu akhirnya disahkan meski Demokrat perlu dengan susah payah saat mengegolkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Nasional
Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Nasional
Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Kemenag Agar Tak Ada Keterlambatan Kepulangan Kepulangan Jemaah Haji

Timwas Haji DPR Minta Kemenag Agar Tak Ada Keterlambatan Kepulangan Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com