Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2013, 11:12 WIB

"Jangan menyebarkan berita yang enggak benar. Tidak ada itu (permintaan sel khusus). Ibu Atut terima di sel itu, enggak minta pindah dan enggak minta pindah ke sel khusus," jelas Nasrullah.

Hingga kini, Nasrullah mengatakan, belum ada keluhan dari kliennya itu mengenai tempat baru yang ditempatinya. Bahkan, katanya, Atut sudah menerima dengan lapang dada.

"Saya enggak tahu kondisi sekarang ini, tapi semalam beliau sudah legowo (sabar). Saya bilang ke dia ini konsekuensi dari seorang pemimpin yah kadang-kadang seperti ini dan saat itu ibu ikhlas," ujarnya.

Menurut Nasrullah, kemungkinan pihak keluarga beserta kerabat akan menjenguk Atut pada hari Senin sebab waktu kunjungan di Rumah Tahanan Kelas II A itu hanya diperkenankan pada hari Senin-Jumat saja.

Hingga Sabtu (21/12/2013) siang, pihak keluarga belum mengetahui apakah Atut bisa tahan tinggal berdampingan sementara dengan 16 tahanan lainnya atau tidak.

"Tapi saya sudah sampaikan ke beliau bahwa dia bakal satu kamar dengan 16 orang dan akan sempit-sempitan di sana, tapi dia mau-mau saja," ujar Nasrullah.

"Ibu sendiri mulanya membawa dua koper berisi barang pakaian, selimut, Al Quran, karena enggak muat jadi hanya satu koper kecil saja," kata Nasrullah lagi.

Sementara itu, Wamenhuk dan HAM Denny Indrayana berjanji tidak akan memperlakukan secara khusus tersangka kasus pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten itu.

"Saya sudah bilang ke Kepala Rumah Tahanan, Atut harus diperlakukan sama dengan tahanan lainnya, tidak ada perlakukan khusus. Siapa pun tahanannya harus sama perlakuannya," tegas Denny.

Denny menjelaskan, selama mendekam di Blok C 13 Paviliun Cendana Rutan Pondok Bambu ini Atut harus melewati proses mapenaling selama satu minggu. Setelah itu, Atut akan dipindahkan ke sel lain yang jumlah penghuninya lebih sedikit dari sekarang untuk meneruskan proses tahanan selama 20 hari ke depan.

"Jika dia berperilaku baik dalam masa mapenaling, maka tujuh hari sudah selesai, nanti akan dipindahkan ke sel lain, tapi ini bukan sel khusus melainkan sel yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Diisi kira-kira tiga sampai lima orang, tapi saya pastikan tak akan ada perlakukan khusus bagi Atut," jelas Denny.

Pantauan Warta Kota di lapangan menunjukkan, hingga Sabtu (21/12/2013) sore, belum ada keluarga atau kerabat Atut yang datang untuk menjenguknya. Pintu rutan berbahan besi setinggi tiga meter itu masih tertutup rapat dan hanya tiga petugas yang tampak berjaga. Di sebelah kanan pintu gerbangnya tampak sebuah loket yang disekat menggunakan kaca transparan. Loket itu biasa digunakan sebagai celah komunikasi antara pembesuk dengan petugas jaga yang ada di dalam.

Pengamanan di gerbang pertama juga cukup ketat, tampak beberapa unit kamera CCTV terpasang di setiap sudut ruangan seluas kira-kira 6 x 6 meter itu. Selain itu, gerbang utama juga dilapisi pagar besi setinggi tiga meter.

Belum dijenguk

Sampai kemarin, belum ada kolega maupun kerabat yang menjenguknya. Aturan menyebutkan bahwa tahanan baru tidak diperbolehkan langsung dijenguk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com