Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Potong Pertanyaan soal SMS Bu Pur ke Ani Yudhoyono

Kompas.com - 10/12/2013, 17:35 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Deddy Kusdinar, yaitu Rudy Alfonso, menanyakan saksi Sylvia Sholeha atau Bu Pur soal pesan singkat atau SMS yang dikirim ke Ibu Negara Ani Yudhoyono. Namun, tiba-tiba pertanyaan itu dipotong oleh Ketua Majelis Hakim Amin Ismanto sehingga tak dilanjutkan oleh Rudy.

"Apakah Ibu pernah mengirim SMS kepada Ibu Ani?" tanya Rudy kepada Bu Pur yang bersaksi untuk Deddy dalam sidang kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Tak langsung dijawab oleh Bu Pur, Rudy kemudian membacakan isi berita acara pemeriksaan (BAP) Bu Pur ketika diperiksa penyidik KPK.

"Saya bacakan. Saya kirim SMS kepada Ibu Ani esok harinya. Saya kirim SMS ke HP Ibu Ani. Bunyinya, Ibu Negara saya merasa tidak enak, niat saya mau melapor ke Andi Mallarangeng...," ucap Rudy yang belum menyelesaikan kalimatnya.

Saat itu Hakim Ketua Amin menanyakan apakah hal itu berkaitan dengan kasus yang menimpa Deddy.

"Ada relevansinya enggak dengan terdakwa?" potong Amin.

"Baik kalau begitu saya tarik yang mulia," jawab Rudy.

Dalam BAP Bu Pur yang beredar, pesan itu dikirim setelah sehari sebelumnya bertemu dengan Andi Mallarangeng pada acara Partai Demokrat di Jakarta, 2010.

"Ibu Negara, saya merasa tidak enak, niat saya mau melapor ke Andi Mallarangeng kalau teman adik ipar saya dapat proyek di Kemenpora. Tapi kayaknya dia (Andi) marah," kata Bu Pur kepada penyidik KPK, sebagaimana dikutip dalam BAP yang beredar di kalangan wartawan.

Istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu kemudian mengirimkan jawaban.

"Bu Pur, jangan main-main dengan pejabat nanti dipelintir."

"Saya hanya bantu adik-adik ini," jawab Bu Pur saat itu.

Bu Pur diduga mengadu kepada Ani bahwa dirinya merasa Andi marah karena ia membantu teman adik iparnya memenangkan proyek di Kemenpora tanpa sepengetahuan Andi. Proyek tersebut adalah pengadaan mebel untuk Rumah Sakit Cedera Atlet di Cibubur, Jakarta Timur.

Sehari sebelum mengadu ke Ani Yudhoyono, Bu Pur bertemu dengan Andi Malarangeng di JCC, saat keduanya hadir dalam sebuah acara Partai Demokrat. Saat itu, kepada Andi, Bu Pur mengucapkan terima kasih.

"Dik, terima kasih sudah dibantu, perusahaan teman adik ipar saya sudah dapat proyek mebel."

Mendengar itu, Andi tampak terkejut.

"Ibu (Bu Pur), kok tidak bilang saya?" kata Andi.

Lalu Bu Pur menjawab, "Saya sudah bilang Mak Iim."

Iim Rohimah adalah sekretaris Andi Mallarangeng di Kemenpora. Bu Pur sendiri disebut menginginkan proyek Hambalang. Hal itu disampaikan mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri (anak perusahaan Permai Group) Mindo Rosalina Manulang yang mengetahui Bu Pur sebagai Kepala Rumah Tangga Cikeas. Rosa adalah anak buah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Menurut Rosa, Bu Pur juga menginginkan proyek Hambalang untuk pengadaan alat olahraga. Hal itu diketahuinya dari Sesmenpora Wafid Muharam. Perusahaan Nazaruddin akhirnya tergeser dari proyek itu karena Bu Pur sudah lebih dulu mendapatkannya.

Dalam kesaksiannya hari ini, Bu Pur membantah pernah ikut mengurus proyek Hambalang. Bu Pur juga mengaku kenal dengan keluarga Cikeas, salah satunya sepupu SBY, Widodo Wisnu Sayoko, yang juga disebut dalam proyek Hambalang. Bu Pur mengaku suaminya, Purnomo, merupakan Akmil angkatan 1973 atau satu angkatan dengan SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com