Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Butuh Pemimpin yang Negarawan, Pluralis, dan Berani

Kompas.com - 15/11/2013, 02:29 WIB
Tri Wahono

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Indonesia tengah dirundung segudang masalah hukum, ekonomi, dan kasus intoleransi. Karena itu, saat ini dibutuhkan sosok pemimpin masa depan yang juga adalah negarawan, pluralis, dan berani mengambil risiko.

"Pemimpin masa depan diharapkan mampu fokus pada tugasnya melayani kepentingan rakyat, bukan (kepentingan) yang lain," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang kini tengah mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Ali Masykur Musa, di Medan, Kamis (14/11/2013).

Karenanya, kata Ali Masykur, syarat utama untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia adalah sosok yang memiliki paduan aspek kapasitas dan integritas. "Bukan semata populer atau pintar dan bergelar panjang," Kata Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ini.

Berbicara dalam dialog kebangsaan bertema "Dari Kampus Mencari Pemimpin Bangsa" di Universitas Sumatera Utara, Ali Masykur menegaskan bahwa pemimpin masa depan Indonesia haruslah figur negarawan. "Sosok yang mampu menjadi role model bagi masyarakat melalui kredibilitas dan integritas yang dia bangun," tekan dia.

Sebagai negarawan, lanjut Ali Masykur, sosok itu pun harus punya wawasan kebangsaan dan komitmen multikulturalisme yang tinggi. "Itu salah satu poin penting," ujar dia. Seorang pemimpin menurut dia harus pula mampu merangkul semua golongan serta bertindak adil untuk memeratakan pembangunan dan memberikan fasilitas atau kemudahan kepada rakyat tanpa memandang golongan.

"Tantangan Indonesia ke depan bukan hanya meningkatkan pendapatan negara, melainkan juga secara adil mampu meratakan pembangunan," papar Ali Masykur. Karena itu, dia pun mengimbau para pemilih, terutama dari generasi muda, untuk jeli mengenal figur calon pemimpinnya. "Kita harus memilih pemimpin yang peduli dengan budaya dan martabat bangsa Indonesia," imbuh Ali Masykur.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com