Kali ini, tudingan Nazaruddin memanfaatkan tagline Komisi Pemberantasan Korupsi. "Anas itu kalau dia bilang, misalnya mengaku, 'Bahwa benar saya terima uang ini. Saya pakai untuk jadi calon ketua umum. Kemudian, saya kumpulin juga proyek-proyek untuk jadi capres,' itu baru kita katakan 'berani jujur, hebat!'," kata dia sembari mengacungkan jempol di Gedung KPK, Rabu (13/11/2013) malam.
Nazaruddin mengatakan, uang Rp 1 miliar yang disita KPK dari penggeledahan di rumah Anas, Selasa (12/11/2013), hanyalah jumlah yang sedikit. Seharusnya, ujar dia, KPK bisa menemukan jumlah uang yang lebih banyak. KPK menggeledah rumah Anas terkait istri Anas, Atthiyah Laila, yang pernah menjadi pimpinan di PT Dutasari Citralaras.
"Itu masih sedikit uang yang didapat. Uangnya Anas itu triliunan," kata Nazar. Seperti diketahui, KPK juga tengah mendalami dugaan dana korupsi Hambalang dan proyek pemerintah lainnya. Salah satu dugaan yang didalami adalah aliran dana ke Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010.
Dalam dakwaan Deddy Kusdinar, Anas disebut mendapat Rp 2,21 miliar dari PT Adhi Karya. Uang itu kemudian disebut digunakan untuk keperluan Kongres Demokrat.
Sebelumnya, KPK juga pernah memanggil sejumlah kader Demokrat untuk diperiksa sebagai saksi, di antaranya Ramadhan Pohan, Max Sopacua, dan Marzuki Alie. Kemarin, KPK sudah memeriksa Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana, dan hari ini memanggil Ruhut Sitompul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.