Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Pastikan DP4 Akurat

Kompas.com - 12/11/2013, 08:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menolak dipersalahkan terkait kisruhnya daftar pemilih. Data kependudukan yang sudah diserahkan Kementerian Dalam Negeri sebagai bahan untuk memutakhirkan data pemilih diyakini sudah sangat akurat. Namun, sayangnya, data itu tak digunakan.

”Kami sudah memberi NIK (nomor induk kependudukan) kepada 251 juta warga, bahkan 252 juta. Dalam DP4 (daftar penduduk potensial pemilih pemilu) yang diserahkan kepada KPU 7 Februari 2013 pun sudah lengkap lima elemen datanya—nama, jenis kelamin, tanggal lahir, status perkawinan, NIK. Bahkan, kami tambahkan nomor kartu keluarga (NKK) untuk memudahkan KPU membagi pemilih per TPS (tempat pemungutan suara),” tutur Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dalam kunjungannya ke Kantor Redaksi Harian Kompas, Senin (11/11/2013).

DP4 sebanyak 190 juta diserahkan Kemendagri kepada KPU pada awal Februari 2013. Data ini terdiri dari 175 juta data hasil perekaman e-KTP dan 15 juta lainnya data penduduk potensial pemilih pemilu tetapi belum merekam e-KTP.

Dari 175 juta data itu, sampai Oktober 2013, hasil perekaman e-KTP yang dinyatakan tunggal sudah 154 juta.

Menurut Gamawan, semestinya, sistem data pemilih yang digunakan KPU bisa diintegrasikan dengan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang disiapkan Kemendagri, seperti diatur Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Namun, kenyataannya, sistem pendataan yang digunakan KPU dengan Kemendagri berbeda. Sistem data kependudukan SIAK menggunakan platform Oracle, sedangkan sistem data pemilih yang dilakukan KPU menggunakan platform MySQL.

Data dari Kemendagri ini, kata Gamawan, seharusnya diuji Panitia Pendaftaran Pemilih. Pemutakhiran data pemilih jangan menggunakan basis data dari DPT pilkada karena tak dilengkapi dengan NIK.

Masalah DPS, DPSHP, DPT

Pengecekan Kompas pada beberapa pemilih, data yang tertulis di KTP elektroniknya sudah terdata dengan benar di DP4. Sigit Surya Wibawa (35), warga Kota Tangerang, Banten, misalnya, tercantum di DP4 dengan NIK sesuai yang ada pada e-KTP-nya, yakni ***0015.

Namun, ketika NIK tersebut dicek pada data DPS (daftar pemilih sementara), DPS hasil perbaikan (DPSHP), dan daftar pemilih tetap (DPT), datanya malah tidak ditemukan. Setelah dicek berdasarkan nama, datanya baru ditemukan. Namun, NIK-nya tertulis berbeda menjadi ***0010 (lihat grafik).

Masih banyaknya warga yang belum terdaftar di DPT secara benar padahal sudah memiliki e-KTP dan sudah masuk DP4, itu bisa menjadi persoalan serius.
KPU masih verifikasi

Menanggapi hal itu, komisioner KPU, Hadar N Gumay, mengatakan, KPU masih memverifikasi ke lapangan secara faktual terhadap identitas para calon pemilih.

Jika ada warga yang berhak memilih dan sudah terdata di DP4 tetapi tak masuk DPT, KPU sedang menyisir persoalan itu dan diharapkan bisa segera selesai. Kalaupun pada akhirnya ada kasus NIK yang digunakan orang lain, diakui Hadar, itu bagian dari kerja lapangan yang tak akurat dan ini sedang dibereskan KPU.
Kejanggalan

Secara terpisah, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mempertanyakan DPT Provinsi Papua yang melonjak pada tahun 2013 dari 2,7 juta pemilih di bulan Februari menjadi 3,2 juta pemilih pada Oktober.

”Lonjakan suara itu mencurigakan dan sangat strategis karena senilai dengan empat kursi DPR,” kata Surya Paloh. Dia berharap Pemilu 2014 jangan mengulangi Pemilu 2009 yang banyak keganjilan.

KPU Jember juga masih kesulitan memasukkan NIK dalam Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) KPU. Dari 63.000 pemilih di DP4 pada saat disinkronkan ke dalam Sidalih KPU, ternyata ditemukan NIK yang tidak valid.

KPU Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, juga menemukan 5.200 pemilih yang NIK-nya tidak valid dan kosong.(INA/AMR/ONG/ELD/SIR/HEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com