JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penembakan terhadap Bripka Sukardi di Jalan HR Rasuna Said, Selasa (10/9/2013) malam, dinilai sebagai tindakan teroris yang frustrasi. Penembakan ini diduga juga terkait dengan insiden serupa beberapa waktu lalu.
"Mereka frustrasi karena selama ini rencananya selalu digagalkan oleh keberhasilan pihak kepolisian," kata anggota Komisi III DPR Gede Pasek di lokasi kejadian, Selasa (10/9/2013) malam. Dia pun menepis kemungkinan keterkaitan rangkaian penembakan terhadap anggota polisi dengan Pemilu 2014.
Meski berpendapat tak ada kaitan dengan Pemilu, Pasek tak menampik penembakan ini dapat berdampak pada pesta demokrasi itu. "Terkait tidak tapi berdampak mungkin iya. Kenaikan harga-harga kan juga berdampak pada pemilu," jelasnya.
Seorang anggota kepolisian dari Pol Airud Mabes Polri, Bripka Sukardi menjadi korban penembakan orang tak dikenal, tepat di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Saat ditembak dia tengah mengawal truk yang mengangkut peralatan konstruksi.
Sukardi mengendarai sepeda motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL. Iring-iringan truk tersebut menempuh rute Tanjung Priok, Jakarta Utara, ke Rasuna Tower, Jakarta Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.