Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Kali Mega Sebut Nama Jokowi, Inikah "Sinyal" yang Ditunggu?

Kompas.com - 06/09/2013, 19:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis

Menurut dia, sebutan itu seharusnya lebih pantas disematkan kepada Bapak Proklamator, Bung Karno. "Saya ajak untuk merenung sejenak, bagaimana nasib Bung Karno. Nah makanya, tadi saya rasa Pak Jokowi mendapatkan getaran itu," puji Megawati.

Kembali, tepuk tangan gemuruh di ruangan Econvention Ancol. Seluruh pengurus PDI Perjuangan menyambut pujian Mega atas Jokowi itu.

"Lho buat apa tepuk-tepuk tangan, baru dapat getaran lho. Belum habis kok sudah begitu (tepuk tangan). Itu namanya reaktif," imbuhnya.

3. Jokowi Pemimpin Muda Potensial

Pada bagian lain, dalam pidato politiknya selama 45 menit, Mega menilai sosok Jokowi sebagai pemimpin muda potensial.

"Kami boleh berbangga karena kerja keras dan konsistensi kami mulai membuahkan hasil. Dari rahim cinta kasih PDI Perjuangan, kini banyak lahir deretan pemimpin muda potensial, seperti Jokowi, Pak Ganjar, Pak Suryo (Respatiano, Gubernur Kepri), Pak Rano Karno (Wakil Gubernur Banten), Ibu Puan Maharani, Pak Rustam (Effendy, Plt Gubernur Bangka Belitung), belum lagi jumlah bupati muda yang selalu saya banggakan. Itu adalah hasil kerja keras sebagai partai," ujar Megawati.

Megawati mendengar sudah banyak keluh kesah akan calon pemimpin mendatang. Namun, Mega mengaku dirinya dan PDI Perjuangan tak mau berkeluh kesah dan tak resah akan kondisi itu. Ia yakin dengan persiapan selama 10 tahun, PDI Perjuangan bisa menghasilkan calon pemimpin bangsa berkualitas. Salah satunya yang disebut Mega adalah Jokowi.

Megawati berkeyakinan di tangan pemimpin muda kelak, Indonesia akan lebih baik. Megawati pun menyatakan partainya terus menerus melakukan regenerasi dalam mencetak pemimpin bangsa ke depan.

"Mereka harus terus digembleng dan menghadapi ujian sejarah. Sebab, tidaklah ringan tantangan yang akan mereka hadapi," ucap Megawati. 

4. Obrolan dengan Para Gubernur

Tak hanya memuji, Mega juga mengaku kerap berbincang dengan para gubernur, termasuk Jokowi. Terakhir, Mega mengaku melakukan pertemuan dengan para kepala daerah itu pada Kamis (5/9/2013) malam di kediamannya.

"Makanya, tadi malam, saya ngobrol dengan Pak Jokowi, Ganjar, Pak Cornelis, sudah sampai jam berapa itu sampai ngantuk," ujar Mega.

Istri dari almarhum Taufiq Kiemas itu pun berseloroh karena mengantuk, Mega pun sempat membuat gerak tubuh melirik ke arah jam. Namun, para tamunya ini, terlebih Gubernur Kalimantan Barat Cornelis begitu semangat berbicara.

"Akhirnya saya bilang sudah sana pulang. Besok saya pagi-pagi mau rakernas," canda Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com