Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega Sebut Jokowi sebagai Pemimpin Muda Potensial

Kompas.com - 06/09/2013, 16:20 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus mendapat pujian. Dalam pidato politiknya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menilai sosok Jokowi sebagai pemimpin muda potensial.

Nama Jokowi disebutkan bersama nama Gubernur baru Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Kepulauan Riau Suryo Respationo, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Ketua Fraksi PDI-P DPR RI Puan Maharani yang juga adalah putri Mega, dan Plt Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendy. Mega juga menyebutkan bahwa banyak bupati muda kader PDI-P yang disebutkan juga sebagai pemimpin muda potensial.

"Kami boleh berbangga karena kerja keras dan konsistensi kami mulai membuahkan hasil. Dari rahim cinta kasih PDI Perjuangan, kini banyak lahir deretan pemimpin muda potensial, seperti Jokowi, Pak Ganjar, Pak Suryo, Pak Rano Karno, Ibu Puan Maharani, Pak Rustam, banyak lagi jumlah bupati muda yang selalu saya banggakan," ujar Megawati dalam pidato politiknya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan, Jumat (6/9/2013).

Megawati mendengar sudah banyak keluh kesah akan calon pemimpin mendatang. Namun, Mega mengaku dirinya dan PDI Perjuangan tak mau berkeluh kesah dan tak resah akan kondisi itu. Ia yakin, dengan persiapan selama 10 tahun, PDI Perjuangan bisa menghasilkan calon pemimpin bangsa yang berkualitas. Salah satu yang disebut Mega adalah Jokowi.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat memberikan pidato politik dalam Rakernas PDI Perjuangan, di Ancol, Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Megawati berkeyakinan, di tangan pemimpin muda kelak, Indonesia akan lebih baik. Megawati pun menyatakan partainya terus-menerus melakukan regenerasi dalam mencetak pemimpin bangsa ke depan.

"Mereka harus terus digembleng dan menghadapi ujian sejarah. Sebab, tidaklah ringan tantangan yang akan mereka hadapi," ucap Megawati.

Belajar dari sejarah, Presiden ke-5 RI itu berpandangan, Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang mampu memenuhi panggilan sejarah dan memiliki kapasitas dalam menjawab tantangan bangsa.

"Pelajaran sejarah kedua adalah bahwa kita tidak ingin terjerembab ke dalam wishful thinking, seakan-akan persoalan ini sudah selesai," ucapnya.

Mega mengingatkan, seorang capres juga mutlak hukumnya memenuhi syarat konstitusional. Artinya, partai politik juga harus memenuhi presidential threshold.

"Tidak akan pernah ada calon presiden PDI Perjuangan, kecuali kami bisa mengamankan 20 persen kursi atau 25 persen suara di DPR RI. Inilah prioritas kami saat sekarang," kata Mega.

Dalam pidato politiknya selama 45 menit di pembukaan Rakernas III PDI-P, Mega kerap menyebut nama Jokowi. Bahkan, Mega menyebut mantan Wali Kota Solo itu memiliki getaran seperti Presiden pertama RI, Soekarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com