Kepala Bidang Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti mengatakan, ”Di Kulon Progo ada 7 kasus penembakan, di Bantul 3 kasus, dan di Sleman 1 kasus. Rata-rata yang disasar adalah mobil yang diparkir di halaman rumah.”
Polisi belum bisa menyimpulkan motif pelaku dari aksi penembakan yang ia lakukan. Meski demikian, kepolisian telah mengantongi ciri pelaku, antara lain berperut buncit, mengenakan jaket hitam, dan mengendarai sepeda motor matic warna merah.
Pelaku diduga melakukan penembakan secara acak. Pemilik mobil yang ditembak pun bukan hanya pendatang, melainkan juga warga setempat.
Selain itu, Kamis lalu, Agus Susetyo (43), pegawai Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wirogunan, Yogyakarta, ditembak orang tak dikenal dengan memakai senjata api jenis pistol berpeluru kaliber 9 x 19 milimeter di rumah dinasnya di Wirogunan, Yogyakarta. Agus ditembak dua kali di bagian dada kanan dan kiri.
Polisi, jelas Anny, belum bisa menyimpulkan kasus penembakan terhadap Agus itu berhubungan dengan teror penembakan memakai airsoft gun atau tidak. Namun, dilihat dari modus serta alat yang digunakan sangat berbeda.
Sultan menilai teror penembakan memakai airsoft gun berbeda dengan kasus di LP Wirogunan. ”Dari sisi motivasinya kemungkinan juga berbeda,” paparnya.
Dari Palembang dilaporkan, tujuh senjata api milik Polres Ogan Komering Ulu, Senin diserahkan untuk uji balistik di Pusat Laboratorium Forensik Polda Sumsel. Uji balistik dilakukan untuk mengungkap senjata yang diduga dipakai untuk memberondong Rutan Baturaja. (IRE/ABK/FER/EDN)