Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Open House", Presiden Tak Salami Semua Tunanetra

Kompas.com - 08/08/2013, 19:29 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Saya mau salaman sama Pak Presiden," ucap Yunus (42) saat ditemui di Gedung Sekretariat Kabinet yang berada di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (8/8/2013) sore.

Yunus adalah seorang tunanetra. Ia datang bersama 11 rekannya yang juga tunanetra untuk bersilaturahim dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga di hari raya Idul Fitri 1434 H.

Dari rumah mereka di kawasan Ciledug, Jakarta Selatan, mereka dan ratusan penyandang  tunanetra lain terlebih dulu berkumpul di Monas. Dari sana, mereka dibawa dengan belasan bus ke Gedung Setkab.

Bukan hanya penyandang tunanetra, ada juga ribuan warga Jakarta dan kota sekitar yang datang untuk bersilaturahim. Siapa cepat datang, bisa bersalaman dengan keluarga RI 1. Pasalnya, Sekretariat Negara hanya menyediakan 5.000 kupon.

Jika semua warga yang datang lebih dulu bisa mengantre untuk bersalaman dengan Presiden, tidak bagi para tunanetra. Saat tiba, mereka dikumpulkan di lobi Gedung Setkab. Hanya belasan orang yang bisa masuk kediaman Presiden dan bersalaman dengan keluarga SBY.

Mereka yang bisa masuk Istana Negara disebut sebagai perwakilan. Mereka harus dituntun petugas Dinas Sosial untuk bertemu Presiden sekitar pukul 15.30 WIB. Ratusan tunanetra lain hanya lesehan di lantai lobi Setkab.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Kompas.com menanyakan kepada Yunus dan rekannya lain apakah tahu bahwa hanya perwakilan yang diizinkan masuk ke Istana Negara? Mereka mengaku belum tahu. Rombongan dari daerah lain ada yang sudah mendapat informasi itu.

"Kalau enggak bisa ketemu, ya sudah, enggak kecewa. Sudah takdir," kata Yunus.

Sebenarnya, ketika Idul Fitri tahun 2012 , Yunus dan rekannya lain juga datang ke Istana. Namun, ketika itu mereka tidak bisa bertemu Presiden. Saat pulang, para pemijat tunanetra itu mengaku diberi uang Rp 200.000. Tahun lalu, katanya Pak SBY titip salam saja, ucap Yunus.

Para tunanetra itu lalu dibawa kembali ke Monas setelah perwakilan mereka selesai bersilaturahim. Dua orang tunanetra sempat kehilangan anak mereka yang menjadi pendamping. Pasalnya, ketika dikumpulkan di Gedung Setkab, mereka dipisahkan dengan pendamping. Keduanya hanya berharap bantuan orang lain untuk mencari. Akhirnya keduanya ditemukan.

Berapa sebenarnya jumlah tunanetra yang hadir? Sayangnya, meski hanya sekadar data jumlah tunanetra, salah satu pegawai Setneg yang mengoordinasi tunanetra tak mau mengungkapkannya. "Tanya pimpinan saya saja," ucap dia.

Ketika dikonfirmasi mengapa tidak semua tunanetra bisa bertemu keluarga Presiden, pihak Setneg beralasan mereka terlalu banyak. Di sana (Setkab) disediakan tempat. "Kan kasihan mereka tertatih-tatih di jalan, enggak manusiawi," kata Kepala Biro Pers dan Media Rumah Tangga Kepresidenan DJ Nachrowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com