Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mengharapkan Jokowi Sekarang

Kompas.com - 10/07/2013, 10:18 WIB
KOMPAS.com/FABIANUS JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tengah meninjau purwarupa monorel di Monumen Nasional, Rabu (26/6/2013).

3. Prestasi Jokowi selama menjadi Gubernur DKI

Sebagian kalangan mencoba menggunakan alasan bahwa Jokowi belum berbuat banyak sebagai Gubernur DKI Jaya dalam setahun terakhir dan karenanya tidak layak menjadi RI-1.

Pertanyaan yang sama dengan mudah dialamatkan kepada para calon lain, apa yang mereka perbuat selama setahun terakhir yang bisa diingat dengan jelas oleh rakyat? Apa yang diperbuat oleh Prabowo, Wiranto, Aburizal Bakrie, Megawati, Jusuf Kalla dalam setahun terakhir yang bisa Anda ingat? Anda pasti kesusahan untuk memberikan satu contoh nyata.

Jokowi justru memiliki platform yang bagus untuk menempatkan namanya dalam benak publik dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI. Walau kecil, tetapi berbagai upaya yang dilakukannya untuk mengurangi banjir (pembersihan waduk, penyelesaian pemukiman kumuh), meningkatkan kesehatan penduduk (KJS), memperbaiki transportasi (pembangunan monorel dan MRT), memberikan penghiburan (berbagai acara kesenian di Monas), mulai menampakkan hasil.

Ini tentu belum cukup dan barangkali belum memadai untuk menyelesaikan masalah Jakarta. Namun, Jokowi membawa hal lebih besar tampaknya, yaitu harapan.

Banyak warga Jakarta sebenarnya dalam keadaan "egois" sekarang karena mereka mengharapkan Jokowi menyelesaikan masalah di Ibu Kota dulu sebelum melanjutkan tugas lebih besar. Harapan yang wajar.

Namun, dalam pandangan saya, bila Jokowi menjadi presiden, dia masih bisa tetap memperhatikan masalah Jakarta dengan memasukkannya dalam kebijakan untuk seluruh Indonesia. Masalah di Jakarta sebenarnya bukan masalah unik kota ini sendiri, sebagian besar adalah masalah yang terjadi juga di kota-kota lain di Indonesia.

4. Jokowi Bukan Juru Selamat

Bila Jokowi menjadi RI-1 berikutnya, akankah dia mampu menyelesaikan masalah Indonesia? Tidak ada jaminan untuk itu. Namun secara pribadi, menurut saya, saat ini, Indonesia tidak dalam keadaan terpuruk, artinya Indonesia tidaklah perlu diselamatkan.

Indonesia hanya memerlukan pemimpin baru dengan ide-ide baru untuk membawa negeri ini melakukan akselerasi lebih cepat lagi ke tingkat dunia. Indonesia dalam delapan tahun terakhir di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidaklah buruk. Di kalangan kelas menengah, mungkin banyak yang tidak puas dengan kinerja SBY. Namun, kalau kita kaji lebih mendalam, ini bukan disebabkan karena keadaan menuju ke arah yang negatif.

Dalam berbagai takaran internasional, Indonesia kalau tidak dikatakan sangat oke, ya paling tidak stabil. Yang menjadi masalah, menurut saya, bahwa rakyat banyak (baca: kelas menengah) mengharapkan lebih dari sekadar oke yang dulunya harapan besar itu mereka taruh pada sosok SBY.

Ketika SBY kemudian tidak banyak mengambil keputusan strategis (seperti sebuah tulisan yang mengatakan dalam 10 tahun, SBY hanya membuat 2 keputusan penting, sementara Gus Dur ketika menjadi presiden membuat 10 keputusan penting dalam 2 tahun), muncul istilah "negara autopilot", negara yang berjalan sendiri.

Mungkin banyak negara lain iri bahwa dengan keadaan autopilot saja pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen per tahun. Yang terjadi dengan pemerintahan SBY adalah ketidakmampuan jajaran pemerintahan mengelola harapan dengan baik (managing expectation).

Harapan besar yang disuarakan oleh publik dibiarkan membumbung tinggi. Ketika kemudian harapan itu tidak terwujud, maka kekecewaan yang muncul lebih besar. Dalam hal ini, Jokowi kembali membawa harapan baru tersebut. Namun, dengan gayanya yang sederhana, yang selalu merendah, Jokowi menurut saya paling tidak membawa harapan bahwa dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan mengalami "hal yang berbeda" dengan masa-masa sebelumnya. Sudah ada yang menyamakan dengan keadaan Amerika Serikat sebelum Barack Obama terpilih.

Mungkin juga kita melihat ke negeri lain seperti Venezuela dan Iran ketika mereka mendapatkan Hugo Chavez dan Mahmud Ahmadinejad. Ketiga tokoh ini membawa suka cita baru di kalangan rakyat mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com