"Jauh lebih bagus daripada deklarasi capres di hari-hari terakhir, memberikan kesempatan yang luas bagi rakyat untuk menilai sosok capres tersebut secara utuh dan komprehensif, bahkan kalau perlu untuk mengkritiknya," kata Ketua DPP Partai Golkar Hajtryanto Y Thohari saat dihubungi, Selasa (2/7/2013) malam.
Soal anggapan pasangan ini bisa menjadi pasangan alternatif, Hajriyanto berkilah diplomatis. Menurut dia, semua bakal calon punya kapasitas sama. "Bagi Golkar, capres adalah capres dan semuanya sama, yaitu capres. Tidak ada capres mainstream dan atau capres alternatif," ujarnya.
Partai Hanura secara resmi mendeklarasikan Wiranto-Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres untuk Pemilu Presiden 2014, Selasa (2/7/2013). Wiranto sebelumnya sudah dua kali berlaga dalam Pemilu Presiden.
Pada Pemilu 2004, Wiranto dipasangkan sebagai calon wakil presiden untuk Salahudin Wahid yang menjadi calon presiden. Pada 2009, dia kembali maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla yang menjadi calon presiden.
Sementara Hary Tanoe baru kali ini diusung untuk pencalonan kepemimpinan nasional. Hary baru bergabung ke Partai Hanura setelah sebelumnya aktif di Ormas Nasdem yang kemudian beralih rupa menjadi Partai Nasdem. Di Hanura, Hary yang juga adalah bos MNC Grup itu menjabat Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu.
Dalam pidato politiknya, Wiranto kembali menyebut telah terjadi penyimpangan yang dilakukan jajaran pemerintahan sehingga menyandera Indonesia pada posisi ketidakberdayaan. Jika tetap mau eksis sebagai bangsa yang dihormati bangsa lain, kata dia, penyimpangan itu harus dihentikan dan diluruskan kembali. Untuk itu, tegas mantan Panglima TNI itu, diperlukan pemimpin perubahan yang memiliki visi, komitmen, cerdas, dan sarat dengan inovasi baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.