Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Murah ala Marzuki Alie

Kompas.com - 30/05/2013, 18:59 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Waktu terus berjalan menuju titik utama tahun politik pada 2014 nanti. Semua mesin partai bergerak demi memenangkan figur yang diusungnya. Tak jarang, figur tersebut harus merogoh kocek pribadi atau menggalang donatur hingga miliaran rupiah demi sukses di pentas pemilihan umum. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kesuksesan berpolitik harus ditopang dengan modal kapital dan sosial. Kapital dalam arti kuat secara finansial dan populer secara sosial.

Benarkah marketing atau pemasaran politik harus mahal? Menurut politisi Partai Demokrat Marzuki Alie, marketing politik tak mesti harus mengeluarkan biaya yang tinggi. Dengan strategi yang tepat, biayanya dapat ditekan jauh lebih rendah tanpa mengurangi hasil akhirnya.

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini bercerita, dirinya terbilang gambling saat maju pada Pemilihan Legislatif 2009. Kala itu, ia maju sebagai calon anggota legislatif untuk daerah pemilihan DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.

"Saingan saya berat, tapi mau pulang ke daerah juga malu. Akhirnya saya maju di DKI III, di mana orang-orang enggak kenal siapa saya," kata Marzuki dalam Diskusi Center of Information and Studies (Cides) dengan tema "Marketing Politik, Haruskah Mahal?", di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/5/2013).

Untuk menekan biaya politik agar tidak terlalu tinggi, Marzuki bekerja sama dengan tim suksesnya. Akhirnya diputuskan untuk berkampanye dengan kerja politik. Kerja politik yang diambil adalah dengan memberi layanan fogging kepada masyarakat. Secara kebetulan, saat itu baru memasuki musim penghujan, di mana potensi masyarakat terkena demam berdarah (DBD) terbilang lebih tinggi.

Sebagai realisasinya, Marzuki membeli mesin fogging dan mempekerjakan dua orang untuk berkeliling setiap hari dari satu rukun tetangga (RT) ke RT lainnya. Sementara tim suksesnya bertugas melakukan koordinasi dengan setiap RT di dapilnya. Penyemprotan melalui fogging diberikan Marzuki secara gratis.

Namun, setelah itu, setiap rumah yang telah disemprot akan ditempel stiker kampanye bergambar Marzuki Alie. Menurutnya, cara yang ia pilih memberikan dampak berantai. Di satu sisi kampanyenya bisa berjalan dengan biaya lebih murah, memberi pekerjaan untuk orang lain, dan masyarakat terbebas dari ancaman terkena demam berdarah.

Hasilnya, Marzuki terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan. Dan, saat ini dirinya menjabat sebagai Ketua DPR RI. Terakhir, sosok yang dikenal kontroversial ini akan maju sebagai calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat.

"Cukup itu, enggak perlu biaya mahal-mahal. Cost politik murah dan bermanfaat untuk rakyat. Kecerdasan itu harus dibangun untuk maju menjadi calon (legislatif). Enggak perlu biaya mahal-mahal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

    "Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Nasional
    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Nasional
    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    Nasional
    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Nasional
    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com