Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Seperti Ada yang Pesan Skenario Luthfi dan Darin

Kompas.com - 23/05/2013, 16:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Refrizal, menuding mencuatnya sosok Darin Mumtazah merupakan skenario dari pihak tertentu. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menyematkan citra buruk di partainya.

Refrizal menyampaikan, dirinya sama sekali tak mengenal sosok Darin. Ia semakin yakin akan adanya skenario di balik semua hal tersebut, apalagi setelah ada informasi dari media yang menyatakan bahwa Darin Mumtazah membantah mengenal Luthfi, terlebih memiliki hubungan khusus.

"Ini sepertinya ada pemesan, dicari-cari supaya ada hubungannya (dengan PKS)," kata Refrizal di Gedung DPR, Kamis (23/5/2013).

Saat ditanya mengenai aliran dana dari Luthfi ke rekening Darin Mumtazah, anggota Komisi VI DPR ini membantahnya. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa uang tersebut dikirim untuk orangtua Darin Mumtazah. "Dia (Darin) tidak mengenal LHI (Luthfi) dan tidak ada hubungan. Tapi, sepertinya ada pemesan yang menghubung-hubungkan," ujarnya.

Darin Mumtazah merupakan seorang pelajar sekolah menengah kejuruan di Jakarta Timur. Ia pernah dipanggil KPK sebagai saksi kasus dugaan pencucian uang oleh Luthfi. Ia diduga punya hubungan dengan Luthfi.

Dari catatan Kompas.com, Darin Mumtazah kali pertama dipanggil KPK pada 12 April 2013. Saat itu, ia dipanggil sebagai saksi bersama dengan dua istri Luthfi, Sutiana Astika dan Lusi Tiarani Agustine, karena dianggap mengetahui aliran aset Luthfi.

Karena Darin tak hadir, KPK menjadwalkan kembali pemanggilannya pada 17 Mei 2013. Namun, Darin kembali tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK. KPK belum memberi informasi resmi mengenai hubungan Darin dan Luthfi. Saat dikonfirmasi, Juru Bicara KPK Johan Budi hanya mengatakan bahwa status Darin Mumtazah di surat panggilannya adalah seorang pelajar SMK. Johan juga mengaku belum mendapat informasi apakah ada aset Luthfi yang diatasnamakan Darin atau aliran dana Luthfi kepada pelajar SMK itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

    Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

    Nasional
     Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

    Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

    Nasional
    PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

    PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

    Nasional
    Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

    Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

    Nasional
    Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

    Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

    Nasional
    Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

    Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

    Nasional
     Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

    Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

    Nasional
    PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

    PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

    Nasional
    PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

    PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

    Nasional
    Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

    Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

    Nasional
    Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

    Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

    Nasional
    Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

    Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

    Nasional
    Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

    Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

    Nasional
    Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

    Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

    Nasional
    Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

    Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com