JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian menyatakan terdapat dua jenis peluru yang digunakan dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua jenis peluru tersebut berasal dari senjata laras panjang. Namun, belum dapat dipastikan jenis senjata laras panjang apa yang digunakan.
"Ada dua jenis peluru, apakah dimuntahkan dari senjata yang berbeda, apa dimuntahkan dari senjata yang sama, itu kami masih menunggu pemeriksaan laboratorium," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2013). Di laras setiap senjata selalu ada sidik laras, ujar dia, yang menyertakan bekas-bekas laras pada peluru yang ditembakkan darinya.
"Kami sedang lakukan analisis laboratorium forensik untuk menentukan senjata apa yang digunakan," imbuh Sutarman. Bila di masyarakat beredar jenis-jenis senjata yang dipakai dalam penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sutarman menegaskan kepolisian belum pernah membuat pernyataan tentang jenis senjata itu.
Berdasarkan hasil uji laboratorium sementara ditemukan satu butir peluru PIN TO kaliber 7,62 milimeter buatan PT Pindad, satu peluru gagal ledak dengan kode 64539, delapan selongsong peluru kode PIN TO kaliber 7,62 milimeter, 22 butir selongsong peluru kode 64359, dan 12 proyektil di TKP seluruhnya kaliber 7,62 milimeter.
Seperti diberitakan, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat datang menyerang Lapas Cebongan, Sabtu (23/3/2013) dini hari. Dalam peristiwa itu, empat tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus, Sersan Satu Santosa, ditembak mati. Keempatnya ialah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Serangan pelaku dinilai sangat terencana. Mereka melakukan aksinya dalam waktu 15 menit dan membawa CCTV lapas. Pelaku diduga berasal dari kelompok bersenjata yang terlatih.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Gerombolan Serang Lapas Cebongan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.