Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY, Marzuki Alie, Saan Mustopa, atau Tri Dianto?

Kompas.com - 30/03/2013, 08:15 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat akan melangsungkan Kongres Luar Biasa pada Sabtu (30/3/2013) siang ini di Hotel Inna Bali Beach, Denpasar. Sejumlah spekulasi tentang siapa calon ketua umum yang akan bersaing di arena kongres pun berkembang mendekati perhelatan akbar partai pemenang pemilu 2009 itu.

Jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB), Tri Dianto, mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Cilacap, percaya diri dengan mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum. Pendeklarasian Tri maju dalam arena kongres pun dilakukan di kawasan Cikeas untuk menunjukkan bahwa pencalonannya mendapat restu dari Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono.

Sudah menjadi rahasia umum, setiap kandidat ketua umum yang maju harus mendapatkan restu dari SBY sebagai tokoh sentral partai ini. Uniknya, Tri bukan mendeklarasikan diri di kompleks Cikeas, melainkan di Warung Bakso Sukowati yang ada di luar kompleks tempat SBY tinggal. Tidak ada satu pun pengurus DPP Partai Demokrat yang hadir dalam deklarasi itu. Tapi toh, Tri yang merupakan loyalis Anas Urbaningrum ini tetap tak gentar.

Tak lama setelah Tri mendeklarasikan diri, Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustopa mengambil langkah serupa. Pernyataan resmi Saan maju menjadi ketua umum justru dilontarkannya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat mendampingi Anas Urbaningrum memenuhi panggilan pemeriksaan KPK. Saan pun tak kalah percaya diri dibandingkan Tri.

Mirwan Amir, tim sukses Saan, mengklaim sejumlah wilayah yang dulunya merupakan basis suara dari Anas akan memilih Saan dalam perhelatan kongres kali ini. Sejumlah daerah sudah dipetakan, yakni Aceh, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Lampung, dan Jambi.

Marzuki Alie

Di luar dua nama yang secara terbuka mengungkapkan pencalonannya, ada pula Marzuki Alie yang diam-diam bergerilya di sejumlah daerah. Marzuki Alie memang tidak pernah secara eksplisit mengatakan dirinya akan maju. Ia selalu berujar diplomatis saat ditanya kesiapannya maju. "Kalau partai memberikan amanah kepada saya, sebagai kader partai saya harus mematuhinya," ucap Marzuki beberapa waktu lalu.

Tim sukses Marzuki Alie bahkan sudah melakukan pertemuan di Makassar pada awal Maret ini. Ketika itu, sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di wilayah Sulawesi dan Maluku dikumpulkan tim sukses Marzuki yang memaparkan visi dan misi Marzuki maju sebagai ketua umum. Marzuki juga dikabarkan melakukan pertemuan serupa di Jawa Timur.

Terakhir, gerilya Marzuki ketahuan oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa hari sebelum kongres, Marzuki mengumpulkan 99 pengurus DPC di Hotel Mercure Jakarta. SBY pun berang dan menyampaikan pesan singkat mempertanyakan alasan manuver-manuver yang dilakukan Marzuki.

Ketidaksukaan SBY pada Marzuki memang bukan terjadi kali ini saja. Pada Kongres 2010 di Bandung dulu, Marzuki yang maju dalam bursa ketua umum juga tak mendapat restu SBY. Akan tetapi, Marzuki "ngotot" dan tetap maju sebagai calon ketua umum.

Pada pencalonannya kali ini, Marzuki juga sudah sempat mengutarakannya ke SBY dalam sebuah pertemuan tertutup di Istana Negara. Namun, ada yang menyebutkan, lagi-lagi SBY tak memberikan restu. Kabar ini dibantah oleh seorang anggota tim sukses Marzuki. Anggota tim sukses Marzuki itu mengatakan Marzuki justru sedang mengajukan Ani Yudhoyono kepada SBY pasca-pertemuan tertutup itu.

SBY

Kandidat kuat lainnya adalah SBY. Nama SBY mencuat saat pertemuan antara Majelis Tinggi dan pengurus Dewan Pimpinan Daerah pekan lalu. Semua pengurus daerah sepakat memilih SBY secara aklamasi. Namun, SBY belum menyatakan kesediannya.

"Sebetulnya beliau tidak berminat atau tidak mau. Kalau normal, tentu beliau tidak mau. Tapi ini kan situasi yang tidak normal sehingga beliau katakan masih berpikir," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik di Hotel Grand Inna Beach Hotel, Denpasar, kemarin.

Jero mengatakan pada pertemuan Cikeas pekan lalu, SBY sempat mengutarakan keengganannya itu di hadapan para pengurus daerah yang memintanya maju sebagai ketua umum. Namun, akhirnya sejumlah menteri dari Demokrat yang hadir beserta pengurus daerah membujuk SBY.

"Akhirnya beliau pikirkan jawaban dan bertanya kepada kami bisa enggak menjamin kami-kami ini tidak akan sering ganggu beliau urusan partai. Misalnya tanda tangani DCS, cagub dan cawagub, dia masih mau. Tapi jangan tiap hari dikit-dikit cari ketum," ucap Jero.

Pembukaan KLB Partai Demokrat rencananya akan dilakukan pada pukul 13.00 waktu setempat, atau pukul 12.00 WIB. SBY akan menyampaikan sikapnya dalam forum ini apakah maju atau tidak. Jika maju, maka forum KLB dipastikan akan berlangsung singkat lantaran semua pengurus daerah kemungkinan besar sepakat melakukan aklamasi untuk memilih SBY.

Ada 502 pemegang hak suara dalam kongres kali ini. Sebaran pemegang hak suara itu yakni 5 orang Dewan Pembina, 3 orang Dewan Pimpinan Pusat, 2 orang dari tiap-tiap Dewan Pimpinan Daerah, 1 orang dari tiap-tiap Dewan Pimpinan Cabang, dan 1 orang dari Dewan Perwakilan Luar Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

    BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

    Nasional
    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Nasional
    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Nasional
    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Nasional
    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Nasional
    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasional
    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Nasional
    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Nasional
    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    Nasional
    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

    Nasional
    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    Nasional
    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

    Nasional
    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com