Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta KPU Batasi Massa Kampanye

Kompas.com - 15/01/2013, 14:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat mengatur kampanye dengan membatasi jumlah massa ketika pemilu legislatif ataupun pemilu presiden dan wakil presiden 2014.

"Kampanye terbuka dalam hubungan yang besar, kerahkan rakyat puluhan ribu, ratusan ribu sebaiknya dikurangi," kata Yudhoyono ketika menyampaikan pidato dengan tema "Indonesia Democracy Outlook" dalam acara yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (15/1/2013).

Presiden berharap kampanye terbuka itu diganti dengan kampanye tertutup yang hanya dihadiri seribu atau 2.000 orang. Menurut dia, yang terpenting adalah media massa mau memberitakan sehingga dapat diterima rakyat.

"Yang penting rakyat mendengar. Daripada (mengerahkan) ratusan ribu malah tidak dengar, malah minta air, (denger) dangdut. Bukan dilarang, barangkali dibatasi oleh KPU," kata Presiden.

Presiden menambahkan, selain dapat membuat lebih tertib, langkah juga itu dapat menghemat pengeluaran partai politik ataupun calon legislatif. "Kalau pemilu malah dari mana cari uangnya? Saya takutnya salah mencari uang itu," kata Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut.

Presiden juga menyoroti debat capres dan cawapres nantinya. Dia berharap debat dibuat lebih terarah, fokus, serta relevan dengan tugas dan kewajiban presiden. KPU harus dapat mengajak rakyat menyaksikan debat untuk mengetahui berbagai hal mengenai capres.

"Rakyat diajak mendengarkan, bukan visi misi yang terlalu umum, tetapi juga menyangkut solusi apa dan tindakan apa yang akan dilakukan jika terpilih nanti ketika menghadapi masalah bangsa yang kompleks dan rumit. Pertanyaannya harus rinci, misal seputar ekonomi, kesejahteraan rakyat, pertahanan, terorisme, pemberantasan korupsi, dan lain-lain," kata Presiden.

Selengkapnya, ikuti di topik pilihan:
GELIAT POLITIK JELANG 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

    "Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Nasional
    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Nasional
    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    Nasional
    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Nasional
    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com