Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Kejutan Politik di 2013

Kompas.com - 03/01/2013, 10:28 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suhu politik tahun 2013 diperkirakan akan semakin panas karena semakin mendekati tahun pemilu, 2014. Beberapa kasus hukum yang saat ini tengah bergulir di tangan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) pun diperkirakan akan menciptakan dampak politik di tahun ini. Bahkan, bisa saja ada aksi saling bongkar skandal para elite partai.

"Isu korupsi politik akan semakin memanas, elite yang akan berkompetisi akan dibuka skandal-skandalnya, partai juga, yang baru untuk fund rising dana politik. Jadi, saya perkirakan tahun 2013 ini pasti akan ada kejutan-kejutan politik," ujar Direktur Eksekutif Pol-Track Institute, Hanta Yudha AR, Kamis (3/1/2013), di Jakarta.

Hanta memprediksi, partai-partai politik bisa saling menyandera lantaran semua partai di parlemen tersangkut kasus-kasus korupsi. Pekerjaan paling berat, menurut Hanta, masih ada di kubu Partai Demokrat sebagai partai penguasa.

"Demokrat yang paling banyak PR-nya dan akan semakin kencang mendapatkan serangan dari lawan-lawan politik untuk mendegradasi kekuatan elektoral Demokrat," ujar Hanta.

Selain tantangan eksternal itu, Demokrat juga diprediksi masih bergulat dengan konflik internal yang ada di partai itu. "Demokrat akan tersandera secara internal maupun eksternal jika tidak ada keputusan politik segera dari partai itu. Tidak hanya menunggu keputusan hukum," kata Hanta.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengatakan, setidaknya penanganan kasus skandal Bank Century dan Hambalang bisa berimplikasi politis di tahun 2013 ini. Kekonsistenan partai pun diuji dalam komitmen pemberantasan korupsi.

"Kalau partai konsisten bela koruptor, akan ditinggalkan. Kalau dia tetap komit pasti akan didukung pemilih. Pemilih semakin cerdas memilih. Dibutuhkan partai yang bersih, santun, cerdas, tidak hanya retorika, tetapi juga praktis," kata Indria.

Saat ini, KPK tengah menangani sejumlah kasus besar, seperti skandal Bank Century dan kasus dugaan korupsi Hambalang. Dalam kasus Bank Century, Wakil Presiden Boediono terus "digoyang" parlemen karena dinilai menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam memberikan dana talangan Rp 6,7 triliun. Sementara dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terus disebut-sebut oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. Anas ditengarai menerima aliran dana proyek yang telah merugikan negara sebesar Rp 243,66 miliar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Komisi I Bakal Panggil Menkominfo jika PDN Masih Bermasalah

    Komisi I Bakal Panggil Menkominfo jika PDN Masih Bermasalah

    Nasional
    Kumpulkan Pamen, KSAL Wanti-wanti Bahaya Utang Berlebih dan Kebiasaan Judi 'Online'

    Kumpulkan Pamen, KSAL Wanti-wanti Bahaya Utang Berlebih dan Kebiasaan Judi "Online"

    Nasional
    KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

    KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

    Nasional
    Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

    Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

    Nasional
    Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

    Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

    Nasional
    Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

    Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

    Nasional
    Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

    Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

    Nasional
    Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

    Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

    Nasional
    PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

    PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

    Nasional
    Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

    Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

    Nasional
    Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

    Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

    Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

    Nasional
    Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

    Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

    Nasional
    Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

    Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

    Nasional
    KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

    KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com