Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djoko: Kejahatan di Papua Tak Boleh Ditolerir

Kompas.com - 30/11/2012, 17:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, kejahatan di Papua belakangan ini tidak boleh diberikan toleransi. Para pelaku harus ditangkap dan dihukum.

"Kapolda dan Pangdam Trikora pasti sudah memerintahkan aparatnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan operasi pengejaran terhadap pelaku kejahatan ini," kata Djoko melalui pesan singkat, Jumat (30/11/2012).

Di Jakarta, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, pihaknya telah menambah personil untuk berjaga di wilayah Papua. Personil tambahan itu terdistribusi di semua wilayah Papua.

"Semua sudah siap, termasuk kalau ada dinamika," kata Kapolri ketika ditanya antisipasi menjelang ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember.

Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan, aksi kekerasan di Papua belakangan ini untuk menunjukkan eksistensi OPM menjelang HUT mereka. Pemerintah tidak menginginkan adanya tindakan menonjol, seperti pengibaran bendera Bintang Kejora ketika HUT OPM itu.

Seperti diberitakan, kelompok bersenjata menyerang dan membakar Mapolsek Pirime. Akibatnya, Kepala Polsek Pirime Inspektur Dua Rofli Takubesi dan dua anggotanya, yakni Brigadir Satu Jefri Rumkorem dan Brigadir Satu Daniel Makuker tewas. Penyerang diperkirakan berjumlah 50 orang.

Terakhir, tim gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata di Kampung Indawa, Kabupaten Lanny Jaya. Tak ada korban terluka dari pihak aparat dalam peristiwa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com