Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Penyidik: Saya Benci Pimpinannya, Bukan KPK

Kompas.com - 27/11/2012, 19:49 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Hendy F Kurniawan, merasa tidak cocok dengan kepemimpinan Abraham Samad. Menurut dia, Abraham Samad kerap bertindak tidak profesional dalam menangani kasus.

Hendy juga salah satu mantan penyidik yang hadir dalam pertemuan bersama Komisi III DPR, beberapa waktu lalu. Ia menegaskan, penuturannya tersebut bukan dalam upaya melemahkan KPK. Alasan Hendy memutuskan untuk mengundurkan diri pada 1 November 2012  itu pun salah satunya karena kinerja Abraham.

Menurut dia, pengakuannya tersebut justru untuk perbaikan di KPK. "Jangan kemudian KPK di bawah Samad kemudian hancur. Yang saya benci bukan KPK, tetapi pimpinannya. Jadi KPK harus diselamatkan," ujarnya di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/11/2012).

Menurut Hendy, Abraham Samad kerap bertindak sesuka hati dan tidak melakukan penanganan pemberantasan korupsi sesuai  prosedur operasi standar (SOP). Menurut Hendy, saat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom dijadikan tersangka kasus suap cek pelawat pada Januari 2012 belum ada diterbitkan surat perintah dimulainya penyidikan (sprindik).

Hal tersebut kembali terulang pada penetapan Angelina Sondakh sebagai tersangka. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka meskipun belum ada alat bukti yang cukup. Penetapan tersangka juga tidak melalui ekspos perkara.

Hendy juga mengaku pernah bertengkar dengan Abraham mengenai hal itu sebab Abraham memintanya untuk mengikuti perintah. Ketika menentang keputusan Abraham, ia pun sempat diganti oleh penyidik lain. "Samad pernah usahakan saya agar keluar dari KPK dengan melapor ke Kapolri bahwa saya membangkang dan tidak taat perintah," ungkapnya.

Terkait pengakuan Hendy ini, Juru Bicara KPK membantah jika pimpinan KPK tidak profesional. Selengkapnya keterangan Johan Budi baca KPK: Buktinya, Miranda Bersalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com