Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Saya Jadi Presiden, Saya Tidak Akan Mencuri Uang Rakyat

Kompas.com - 13/11/2012, 03:22 WIB

Ini masih dalam proses. Saya melihat ada peluang untuk melakukan perubahan dari daerah. Perubahan secara nasional sulit, tetapi kita bisa menciptakan pulau-pulau yang bebas korupsi. Kita perlu role model yang nyata supaya perubahan bukan sekadar wacana.

Selama ini saya selalu berada di luar pemerintahan, dan kalau ada peluang mengapa tidak mencoba perubahan dari atas. Ada banyak contoh perubahan yang cepat dilakukan apabila ada kepeloporan dari atas. Dalam hal ini saya merasa tidak sedang memburu jabatan.


Langkah konkret apa yang Anda lakukan dalam menerapkan prinsip antikorupsi di rumah tangga?

(Adian Saputra, xxxx@gmail.com )

Kami menerapkan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada dorongan ekonomi untuk korupsi. Menanamkan budaya kerja keras, bersikap adil, dan empati terhadap sesama adalah fondasi penting untuk kita tidak mengambil hak orang lain. Kami juga mengambil nilai-nilai dari agama yang kami anut.

 
Pertanyaan saya gampil saja: Kalo Bung Teten menjadi presiden, apa yang pertama kali dilakukan untuk membumihanguskan korupsi di bumi Indonesia. Sebut sebuah tindakan yang cepat, tepat, dan akan membuat kapok para koruptor.

(Radi Tya, xxxx@gmail.com, Grogol Utara, Jakarta)

Barangkali jabatan presiden tidak bisa diinginkan. Namun, jika takdir saya nanti jadi presiden, Insya Allah rakyat bisa tidur pulas karena saya tidak akan mencuri uang rakyat.

Yang pertama dilakukan adalah mengangkat para menteri, jaksa agung, dan kepala Polri yang jujur. Begitu pula dengan mereka yang menduduki jabatan-jabatan strategis di dalam pemerintahan. Dengan begitu, saya punya tim kerja yang kuat untuk melakukan perubahan kebijakan, birokrasi, dan hukum yang rentan terhadap penyimpangan.

Pemerintahan yang modern adalah yang memprioritaskan anggarannya untuk memperbaiki akses terhadap pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan daya beli rakyat. Saat ini, pemerintahan kita masih tradisional, anggaran negara dan sumber daya ekonomi habis untuk biaya birokrasi dan politik, hanya dinikmati segelintir orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com