Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Haji 80 Tahun Prioritas Berangkat

Kompas.com - 30/10/2012, 09:04 WIB
Agus Mulyadi

Penulis

MEKKAH, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Ali sedang mengkaji kebijakan yang memprioritaskan pendaftar haji berusia 80 tahun ke atas bisa langsung berangkat tanpa perlu masuk daftar tunggu.

"Usia berapa lagi mereka akan berangkat kalau sudah 80 tahun masih harus menunggu 10 tahun," kata Menag dalam konferensi pers, di Mekkah, Selasa (30/10/2012).

Menag menyampaikan hal itu saat melakukan evaluasi tahap awal pelaksanaan haji yang baru saja usai tahap ritual pokok berupa wukuf di Arafah, mabit dan melontar jumrah di Mina, serta tawaf dan sa’i di Masjidil Haram.

Menurut Suryadharma, kajian matang perlu dilakukan mengenai batasan umur yang akan diprioritaskan, yaitu di atas 80 tahun atau di atas 85 tahun, sehingga tidak mengganggu daftar tunggu yang sudah tersusun.

Sementara mengenai rencana pembuatan kloter (kelompok terbang) khusus manula (manusia lanjut usia) dengan penambahan jumlah petugas bagi kelompok ini, Menag mengatakan, ide itu sedang dipertimbangkan karena bisa saja kelompok manula tersebut dibentuk saat turun dari pesawat di Jeddah.

"Kalau dari daerah asal mereka datang, sulit membentuk kelompok tertentu jemaah berusia lanjut karena mereka berasal dari berbagai pelosok di Tanah Air," kata Menag.

Berkaitan dengan banyaknya tindak kejahatan terhadap jemaah haji Indonesia di Tanah Suci berupa pencopetan, penipuan, perampasan, dan pencurian, Menag mengatakan akan memperbanyak petugas keamanan agar lebih menjamin keamanan, terutama di pondokan-pondokan.

"Namun, upaya pencegahan harus ditingkatkan dengan memberikan informasi mengenai tindak kejahatan yang mengancam jemaah karena di pondokan pengamanan bisa dilakukan, tetapi jika di masjid sulit dikontrol," paparnya.

Suryadharma, yang didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Anggito Abimayu dan Sekjen Kemenag Bachrul Hayat, juga mengatakan, tahun depan simbol identitas Indonesia pada pakaian jemaah haji Indonesia dan petugas akan ditambah, yaitu berupa bendera di pakaian atau tulisan Indonesia.

Penambahan identitas itu akan membantu petugas mengenali jemaah Indonesia serta memberi rasa kebanggaan terhadap nasionalisme berbangsa.

Ia juga akan mengusulkan kepada Pemerintah Arab Saudi agar di Mekkah dipasang tanda-tanda lalu lintas berbahasa Indonesia seperti yang telah ada di Madinah. Jemaah Indonesia paling besar jumlahnya dan sering mengalami kesulitan karena rambu-rambu lalu lintas dan simbol-simbol petunjuk lainnya bertulisan Arab dan Inggris yang tidak dimengerti jemaah Indonesia.

Kementerian Agama, kata Suryadharma, mulai tahun depan juga mempertimbangkan kenaikan jumlah setoran awal biaya ongkos naik haji (ONH), dengan tujuan mengurangi daftar tunggu dan memudahkan para jemaah haji saat melakukan pelunasan.

Sejauh ini, ujarnya, penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama kelancaran transportasi saat mulai proses wukuf di Arafah, selanjutnya transportasi menuju Muzdalifah dan Mina, serta kembali ke Mekkah.

Tahun ini tergolong sangat lancar walaupun terjadi hambatan sedikit di Muzdalifah karena para supir meminggirkan busnya di tepi jalan. Namun, umumnya tergolong lancar karena hanya makan waktu sekitar 1,5 sampai dua jam dibandingkan dengan proses yang sama tahun lalu, yang memakan waktu antara empat sampai enam jam perjalan bus pada rute tersebut.

Sumber: Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Nasional
    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

    Nasional
    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Nasional
    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Nasional
    Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

    Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

    Nasional
    JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

    JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

    Nasional
    Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

    Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

    Nasional
    Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

    Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

    Nasional
    Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

    Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

    Nasional
    BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

    BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

    Nasional
    UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

    UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

    Nasional
    Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

    Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

    Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

    Nasional
    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com