Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Basir dalam Penangkapan Terduga Teroris

Kompas.com - 29/10/2012, 12:38 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror melakukan penangkapan terhadap 11 orang terduga teroris di empat kota, yaitu Jakarta; Solo, Jawa Tengah; Madiun, Jawa Timur; dan Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (27/10/2012). Di Jakarta, dalam penggerebekan di sebuah rumah di Palmerah Barat, Jakarta, polisi menyebutkan telah mengamankan tiga orang, yaitu Sunarto alias Nanto, serta kakak beradik Davit dan Herman. Akan tetapi, menurut keluarga Davit dan Herman, ada seorang lagi yang turut ditangkap polisi, yaitu Basir. Siapa Basir? Nama ini tak termasuk yang dirilis polisi turut diamankan dalam operasi yang dilakukan dua hari lalu.

Keluarga Davit dan Herman mendatangi kantor Tim Pengacara Muslim (TPM), Senin (29/10/2012), untuk mengungkapkan seseorang yang ikut diamankan polisi, Basir, tetapi tak pernah dipublikasikan. Menurut ibunda Herman dan Davit, Siti Miriam, kedua anaknya mengenal Basir melalui jejaring sosial. Sepengetahuannya, Basir berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Pemuda ini pernah bertamu dan menginap di rumahnya karena telah mendapatkan pekerjaan di Bekasi, Jawa Barat. Menurut Miriam, saat itu Basir hanya membawa satu tas berisi pakaian. Ia juga diketahui mengikuti kegiatan kurban di dekat rumahnya.

"Terakhir ketemu Basir waktu dia di rumah saya. Dia menginap waktu malam takbiran sama malam Sabtu. Jadi, yang ditangkap (Densus) ini ada tiga. Tapi, nama Basir tidak muncul," ujar Miriam.

Sementara itu, Sunardi Sofyan, saudara kembar Sunarto, mengatakan, ia pernah bertemu Basir saat bertamu ke rumah Sunarto. Bahkan, Basir dan Sunarto turut menjadi panitia kurban. Sunardi meminta agar identitas Basir yang sebenarnya diungkap oleh Densus. Menurutnya, sosok ini menjadi misterius.

"Saya dua kali bertemu Basir, ciri-cirinya adalah rambutnya cepak, hitam, pendek, dan dia baik sama orang," kata Sunardi.

Sementara itu, pengacara Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan, mengatakan, Densus harus membuka identitas Basir. Ia mencurigai Basir adalah intel yang disusupkan polisi.

"Kepolisian harus mencari tahu Basir ini siapa. Sebab, yang ditangkap Densus itu Nanto, Davit, Herman, dan Basir. Namun, yang diungkap ke publik hanya Nanto, Davit, dan Herman, tidak termasuk Basir," kata Michdan.

Michdan mengatakan, pengungkapan identitas Basir penting dilakukan oleh Densus. Hal tersebut bertujuan agar tidak menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Menurutnya, Basir sengaja disusupkan ke tengah generasi muda muslim. "Basir ini menyusup agar Islam tidak berkembang," kata Michdan.

Ikuti berita terkait dalam topik:
Penangkapan Teroris di Empat Provinsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

    Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

    Nasional
    Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

    Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

    Nasional
    Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

    Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

    Nasional
    Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

    Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

    Nasional
    Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

    Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

    Nasional
    Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

    Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

    Nasional
    Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

    Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

    Nasional
    Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

    Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

    Nasional
    LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

    LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

    Nasional
    Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

    Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

    Nasional
    Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

    Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

    Nasional
    Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

    Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

    Nasional
    Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

    Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

    Nasional
    Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

    Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

    Nasional
    Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

    Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com