JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror melakukan penangkapan terhadap 11 orang terduga teroris di empat kota, yaitu Jakarta; Solo, Jawa Tengah; Madiun, Jawa Timur; dan Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (27/10/2012). Di Jakarta, dalam penggerebekan di sebuah rumah di Palmerah Barat, Jakarta, polisi menyebutkan telah mengamankan tiga orang, yaitu Sunarto alias Nanto, serta kakak beradik Davit dan Herman. Akan tetapi, menurut keluarga Davit dan Herman, ada seorang lagi yang turut ditangkap polisi, yaitu Basir. Siapa Basir? Nama ini tak termasuk yang dirilis polisi turut diamankan dalam operasi yang dilakukan dua hari lalu.
Keluarga Davit dan Herman mendatangi kantor Tim Pengacara Muslim (TPM), Senin (29/10/2012), untuk mengungkapkan seseorang yang ikut diamankan polisi, Basir, tetapi tak pernah dipublikasikan. Menurut ibunda Herman dan Davit, Siti Miriam, kedua anaknya mengenal Basir melalui jejaring sosial. Sepengetahuannya, Basir berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Pemuda ini pernah bertamu dan menginap di rumahnya karena telah mendapatkan pekerjaan di Bekasi, Jawa Barat. Menurut Miriam, saat itu Basir hanya membawa satu tas berisi pakaian. Ia juga diketahui mengikuti kegiatan kurban di dekat rumahnya.
"Terakhir ketemu Basir waktu dia di rumah saya. Dia menginap waktu malam takbiran sama malam Sabtu. Jadi, yang ditangkap (Densus) ini ada tiga. Tapi, nama Basir tidak muncul," ujar Miriam.
Sementara itu, Sunardi Sofyan, saudara kembar Sunarto, mengatakan, ia pernah bertemu Basir saat bertamu ke rumah Sunarto. Bahkan, Basir dan Sunarto turut menjadi panitia kurban. Sunardi meminta agar identitas Basir yang sebenarnya diungkap oleh Densus. Menurutnya, sosok ini menjadi misterius.
"Saya dua kali bertemu Basir, ciri-cirinya adalah rambutnya cepak, hitam, pendek, dan dia baik sama orang," kata Sunardi.
Sementara itu, pengacara Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan, mengatakan, Densus harus membuka identitas Basir. Ia mencurigai Basir adalah intel yang disusupkan polisi.
"Kepolisian harus mencari tahu Basir ini siapa. Sebab, yang ditangkap Densus itu Nanto, Davit, Herman, dan Basir. Namun, yang diungkap ke publik hanya Nanto, Davit, dan Herman, tidak termasuk Basir," kata Michdan.
Michdan mengatakan, pengungkapan identitas Basir penting dilakukan oleh Densus. Hal tersebut bertujuan agar tidak menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Menurutnya, Basir sengaja disusupkan ke tengah generasi muda muslim. "Basir ini menyusup agar Islam tidak berkembang," kata Michdan.
Ikuti berita terkait dalam topik:
Penangkapan Teroris di Empat Provinsi