JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok teroris di Solo memang merencanakan melancarkan terornya terhadap kepolisian. Salah satunya adalah dengan membunuh aparat kepolisian. Menurut pengakuan terduga teroris, Bayu Setiyono (22), mereka terinspirasi membunuh polisi dari sebuah buku karangan Abdurahman.
"Kenapa sasaran kami polisi? Karena salah satu pimpinan kami, Ikhwan, itu mengupas dari buku karangan Ustaz Abdurahman. Di situ dia bilang, bunuhlah aparat polisi," ucap Bayu dalam video testimoni yang diputar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (6/9/2012).
Bayu menjelaskan, mereka para ikhwan (saudara laki-laki) menilai aparat kepolisian kerap bertindak kejam. Polisi juga telah menangkap teroris sebelumnya. Motif balas dendam berada di balik teror Solo yang terjadi selama Agustus 2012.
"Aparat polisi sering menzalimi ikhwan-ikhwan. Sering menangkap ikhwan-ikhwan yang sedang latihan, tadrib di suatu gunung atau di suatu hutan. Di situlah dia sering menganiaya ikhwan-ikhwan. Makanya, di situ pula kami merencanakan pembunuhan seorang polisi," papar Bayu.
Atas yang dilakukannya ini, Bayu meminta maaf kepada warga Solo. Bayu mengakui perannya sebagai pengintai dan tim survei sebelum melakukan aksi penembakan. Wilayah Solo dipilih sebab sudah mengenal kondisi dan situasi. Bayu mengaku lahir dan besar di Solo.
Menurut Bayu, kelima anggota lainnya pun merupakan alumni Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang didirikan Abu Bakar Ba'asyir.
Seperti diberitakan, Bayu dan rekan lainnya diduga kuat terlibat tiga aksi teror terhadap kepolisian di Solo. Pertama, aksi penembakan di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012). Kedua, di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Kedua, di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012), yang menewaskan seorang anggota kepolisian Bripka Dwi Data Subekti.
Densus 88 membekuk Bayu dalam keadaan hidup di kediaman mertuanya, Wiji, di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam. Sementara dua terduga teroris lainnya, yakni Farhan dan Mukhsin, tewas dalam pernyergapan oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Solo, di hari yang sama. Adapun Firman baru ditangkap di Depok, Rabu (5/9/2012).
Baca perkembangan terkait aksi teror di Solo dalam topik "Teroris Solo".
Foto lengkap di: KOMPAS IMAGES
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.