Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Islam Terancam Tinggal Sejarah

Kompas.com - 01/08/2012, 00:43 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jelang Pemilihan Umum Partai Politik dan Presiden 2014, partai-partai islam terancam tinggal sejarah karena elektabilitas yang menurun tajam dibandingkan hasil yang diraih pada Pemilu 1999, 2004, dan 2009. Menurut pandangan pengamat politik Ray Rangkuti, koalisi antarpartai politik Islam adalah langkah strategis yang wajib ditempuh apabila partai-partai Islam ingin tetap bertahan.

"Sejak era Pemilu Reformasi 1999 hingga sekarang, sudah sekitar 30 partai politik (parpol) berlandaskan Islam yang tinggal sejarah. Memang tidak sepenuhnya partai politik berlandaskan Islam itu seketika langsung tinggal nama, tapi pelan-pelan menghilang lalu benar-benar tinggal nama," ujar Ray kepada wartawan seusai mengisi acara diskusi publik bertema "Jelang Pilpres: Koalisi Islam, Mungkinkah?" di Galery Cafe Cikini Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (31/7/2012) malam.

Ray mengatakan, pada medio 1999, tidak semua partai berideologi Pancasila. Pada saat itu, masih ada parpol yang menyebutkan asas Al Quran dan Hadits sebagai ideologi. Kemudian, partai politik tersebut lebih dikenal sebagai partai Islam. Pada Pemilu 2004, jenis partai Islam yang berideologikan Al Quran dan Hadits semakin menyusut, lebih jauh lagi pada Pemilu 2009 tidak terlihat tajinya.

"Kalau partai politik Islam terus seperti ini, ya akan menjadi catatan sejarah," ungkapnya.

Ray menjelaskan, parpol Islam harus segera berkoalisi dengan parpol tengah atau yang berideologi Pancasila. Hal itu agar eksistensi parpol tersebut terjamin dan kader potensial tidak loncat ke partai lain. Koalisi dengan partai tengah tersebut disiapkan untuk Pemilu Presiden 2014 mendatang.

Ia juga menilai, koalisi antarparpol islam untuk Pemilu Parpol 2014 sudah terlambat. Parpol Islam pun tidak dapat menyodorkan capres dari parpol tersebut karena justru akan menimbulkan perpecahan. Calon presiden yang diusung oleh parpol Islam justru berasal dari kalangan di luar parpol sendiri, atau dari yang dicalonkan parpol lain. Hal itu agar parpol Islam dapat bernapas lebih lama lagi dan tidak punah setelah Pemilu 2014 mendatang.

"Satu-satunya cara yang memungkinkan agar partai Islam untuk tidak punah adalah dengan membetuk koalisi. Namun, itu sudah terlambat. Jadi mereka kini hanya dapat berkoalisi untuk fokus pada pemilu presiden. Contohnya di koalisi kebangsaan mereka berkoalisi dengan Demokrat," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com