Sekitar pukul 15.00: tiga wartawan, yaitu Ilham Khoiri (Harian Kompas), Zen Teguh Triwibowo (Harian Seputar Indonesia), dan Muhammad Fauzi (Harian Media Indonesia), sepakat untuk melihat lokasi penembakan tiga TKI di Port Dickson. Sri Muryono (LKBN Antara) tidak ikut ke lokasi.
Ilham Khoiri menghubungi kawannya, mahasiswa di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), minta ditemani ke Port Dickson, juga minta dicarikan teman yang punya mobil untuk mengantar.
Sekitar pukul 15.00: mahasiswa tersebut menyanggupi mencari mobil.
Sekitar pukul 16.25: dua mahasiswa datang dengan satu mobil tiba di hotel.
Sekitar pukul 16.30: Ilham Khoiri, Zen Teguh, dan Muhammad Fauzi bersama dua mahasiswa berangkat dengan satu mobil ke Port Dickson menuju lokasi penembakan TKI. Rombongan berusaha bergegas menuju lokasi penembakan agar bisa mengejar rombongan Suhakam Malaysia. Selama dalam perjalanan, rombongan beberapa kali tersesat (salah jalan) karena ketidaktahuan lokasi pasti penembakan. Sempat tanya beberapa warga untuk mencapai lokasi.
Sekitar pukul 18.10: tiba di Tampin Kanan, Linggi, Port Dickson. Tiga wartawan berupaya mencari tahu lokasi pasti penembakan (tempat kejadian perkara/TKP). Rombongan melihat ada sebuah rumah besar berpagar besi yang terlihat mencolok di tepi jalan di antara perkebunan sawit dan karet. Halamannya luas, terlihat ada mobil dan motor. Karena tak ada rumah lain di kawasan itu, wartawan mencoba bertamu ke rumah tersebut dengan mengetuk-ketuk pagar dan mengucap salam berulang kali.
Para wartawan berharap ada orang yang bisa diajak bicara untuk menunjukkan di mana persisnya lokasi penembakan tiga TKI, tetapi tidak ada respons. Dua mahasiswa menunggu di jalan. Melihat pagar tidak terkunci dan terbuka sedikit, ketiga wartawan mengucapkan salam, kemudian masuk ke halaman dan mencapai teras. Wartawan kembali mengucap salam berulang-ulang dan mengetuk pintu berteralis besi.
Dari pintu yang sedikit terbuka, terlihat seorang pria tidur di sofa ruang tamu. Televisi di ruang itu menyala dengan volume suara keras. Saat mengetuk sambil mengucapkan salam untuk kesekian kalinya, pria tersebut bangun. Dengan raut muka terkejut, dia spontan bertanya dari mana asal wartawan. Zen Teguh menjawab, "Kami dari KL." Pria tadi lantas masuk ke dalam. Para wartawan menunggu di teras, berharap pria tersebut segera keluar dan menemui.
Sekitar pukul 18.20: terdengar pria tersebut menelepon. Belakangan diketahui dia menelepon polisi. Sebab, tak lama setelah itu, datang satu mobil patroli polisi. Tiga polisi berpakaian dinas keluar dan menginterogasi dari mana asal dan apa keperluan para wartawan hadir di tempat itu. Setelah mengetahui bahwa yang dihadapinya jurnalis, mereka segera meminta paspor dan kartu pers.
Pendataan identitas pun dilakukan. Namun, sesaat kemudian, hal itu dihentikan. Para polisi memerintahkan wartawan dan mahasiswa menuju Balai Polis (semacam Polsek) Linggi.
Sekitar pukul 18.30: tiba di Balai Polis Linggi. Tiga wartawan dan dua mahasiswa dimintai keterangan. Semua paspor diambil dan difotokopi. Satu mahasiswa menunjukkan kartu mahasiswa karena kebetulan saat itu dia tidak membawa paspor. Tiga wartawan menjelaskan secara rinci kegiatan jurnalistik di Malaysia. Mereka datang sebagai bagian dari rombongan Tim Pencari Fakta Kasus Penembakan Tiga TKI.
Dijelaskan pula, kedatangan ke Tampin Kanan, Linggi, adalah hendak memastikan lokasi penembakan tersebut. Para wartawan menyatakan, mereka sebenarnya berusaha mengejar Suhakam yang mendatangi lokasi terlebih dahulu, tetapi terlambat. Adapun dua mahasiswa diminta tolong mengantar saja. Atas penjelasan tersebut, petugas Balai Polis Linggi terus berkoordinasi dengan atasannya melalui telepon. Hal itu dilakukan berkali-kali.
Akhirnya, muncul keputusan para wartawan dan mahasiswa disuruh menunggu, dengan alasan ada petugas dari kepolisian Port Dickson (semacam Polres) yang akan memeriksa. Para wartawan pun menunggu. Wartawan memberitahukan kepada masing-masing medianya di Jakarta soal pemeriksaan polisi di Malaysia. Ilham Khoiri memberitahukan peristiwa pemeriksaan wartawan di Linggi itu kepada KBRI di Kuala Lumpur dan kepada delegasi dari DPD dan Komnas HAM Indonesia.
Sekitar pukul 20.30: polisi dari Port Dickson datang. Pemeriksaan paspor kembali dilakukan. Setelah itu para wartawan dan mahasiswa diperintahkan ikut ke kantor polisi IPD Port Dickson.
Sekitar pukul 21.00: wartawan dan mahasiswa menuju Port Dickson. Dua polisi mengawal dengan ikut masuk di dalam mobil yang ditumpangi wartawan dan mahasiswa.