JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom memenuhi panggilan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (9/4/2012). Miranda akan menjadi saksi untuk persidangan terdakwa kasus dugaan suap cek perjalanan, Nunun Nurbaeti.
Miranda yang juga menjadi tersangka kasus itu tiba di Pengadilan Tipikor sekitar pukul 09.15 WIB dengan mengendarai mobil Suzuki Pajero Sport. Ia tidak banyak berkomentar saat diberondong pertanyaan para pewarta. Miranda yang mengenakan setelan cokelat muda itu mengaku siap diperiksa sebagai saksi hari ini. "Siap, lihat saja nanti," katanya.
Selain menghadirkan Miranda, tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan pemeriksaan saksi Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh. Selain itu, jaksa juga menghadirkan dua komisaris PT First Mujur Plantation and Industry, yakni Yan Eli Siahaan dan Ronald Harijanto, serta Linda Suryadi, istri Ferry Yen.
Dalam kasus dugaan suap cek perjalanan ini, Nunun didakwa memberikan sejumlah cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) senilai total Rp 20,8 miliar ke sejumlah anggota DPR 1999-2004 melalui Arie Malangjudo. Cek tersebut merupakan bagian dari total 480 lembar cek BII senilai Rp 24 miliar, yang diberikan kepada anggota DPR periode 1999-2004, antara lain Hamka Yandhu (Fraksi Golkar), Dudhie Makmun Murod, Endin AJ Soefihara, dan Udju Juhaeri. Pemberian cek perjalanan itu berhubungan dengan pelaksanaan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 yang dimenangkan Miranda Goeltom.
KPK juga menetapkan Miranda sebagai tersangka dalam kasus ini. Miranda diduga ikut serta atau membantu Nunun menyalurkan cek perjalanan ke anggota DPR 1999-2004.
Hingga kini, asal usul cek perjalanan yang menjadi alat suap dalam kasus itu belum jelas. Dalam persidangan sebelumnya terungkap bahwa cek perjalanan BII dipesan PT First Mujur Plantation and Industry melalui Bank Artha Graha. Cek senilai Rp 24 miliar itu mulanya diserahkan Artha Graha ke Ferry Yen sebagai uang muka pembelian kebun kepala sawit di Tapanuli Selatan. Entah bagaimana caranya, cek tersebut jatuh ke tangan Nunun kemudian mengalir ke anggota DPR 1999-2004. Ferry Yen meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.