Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emir Moeis Kembali Disebut

Kompas.com - 02/03/2012, 15:03 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama politikus PDI Perjuangan, Emir Moeis, kembali disebut dalam persidangan kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemenangan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Kali ini, nama Emir selaku anggota Komisi IX DPR 1999-2004 disebut menerima cek perjalanan senilai Rp 200 juta dalam surat dakwaan Nunun Nurbaeti.

"Dudhie Makmun Murod mendapat bagian 10 lembar TC BII (travel cheque/cek perjalanan Bank Internasional Indonesia) senilai Rp 500 juta, Agus Condro senilai Rp 500 juta, dan Izederick Emir Moeis senilai Rp 200 juta," kata jaksa Andi Suharlis membacakan dakwaan Nunun di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (2/3/2012).

Nunun didakwa menyuap sejumlah anggota DPR 1999-2004 dengan cek perjalanan senilai total Rp 20,5 miliar. Menurut surat dakwaan tersebut, Nunun melalui Ahmad Hakim Safari alias Ari Malangjudo memberikan cek perjalanan ke perwakilan masing-masing fraksi, yaitu Hamka Yandhu (Fraksi Golkar), Dudhie Makmun Murod (Fraksi PDI Perjuangan), Endin Soefihara (Fraksi PPP), dan Udju Juhaeri (Fraksi TNI/Polri).

Setelah mengambil jatah pribadinya, masing-masing perwakilan fraksi tersebut mendistribusikan sisa cek itu ke rekan Komisi IX lainnya. Dudhie kemudian membagikan cek senilai total Rp 9,8 miliar dari dalam kantong belanja berkode merah yang didapatnya dari Ari itu ke rekan-rekannya, antara lain, Agus Condro dan Emir Moeis. Adapun cek itu, menurut surat dakwaan, diterima Dudhie dari Ari di Restoran Bebek Bali pada hari pelaksanaan fit and proper test DGS BI 2004.

"Setelah menerima titipan, selanjutnya Dudhie langsung pergi meninggalkan Restoran Bebek Bali, sedangkan Arie Malangjudo berangkat menuju Hotel Century Park untuk menemui Endin," ujar jaksa Andi membacakan surat dakwaan.

Sementara Emir selama ini membantah menerima cek perjalanan itu. Dia mengaku telah mengembalikan cek perjalanan senilai Rp 200 miliar itu ke Panda Nababan. Emir mengaku enggan menerima cek tersebut karena telah mengetahui pemberian itu terkait pemenangan Miranda.

Dalam dakwaan Panda Nababan yang dibacakan di Pengadilan Tipikor beberapa waktu lalu, terungkap kalau Emir bersama Tjahjo Kumolo ikut dalam rapat koordinasi fraksi terkait pemenangan Miranda. Dalam rapat itu Panda ditunjuk sebagai koordinator pemenangan Miranda.

Kasus dugaan suap cek perjalanan ini menyisakan Nunun dan Miranda. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Miranda masih menjalani proses penyidikan di KPK. Sementara lebih dari 24 anggota DPR yang menerima cek tersebut, termasuk Panda, divonis bersalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

    "Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

    Nasional
    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Nasional
    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Nasional
    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Nasional
    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Nasional
    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Nasional
    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Nasional
    'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

    "Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

    Nasional
    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com