Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Berhenti pada PNS Muda Korup

Kompas.com - 09/12/2011, 12:04 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi tengah membidik pegawai negeri sipil pemilik rekening tak wajar yang diduga hasil korupsi. KPK membidik PNS pemilik rekening tersebut setelah menelaah ada tidaknya unsur tindak pidana korupsi dari pemilik rekening.

Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch Ade Irawan menyarankan agar bidikan KPK tidak hanya berhenti kepada pemilik rekening gendut itu. Menurut Ade, KPK harus membongkar pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus tersebut.

"Kalau tidak, percuma, akan jadi terus menerus hal-hal seperti itu. Kita meyakini mereka tidak mungkin melakukan hal itu sendirian karena kalau kita bicara birokrasi, kita juga bicara tentang hierarki. Artinya, ada posisi-posisi di atas PNS muda yang tahu dan pasti mengerti perilaku si PNS muda ini," ujar Ade kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (9/12/2011).

Sebelumnya, Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan Agus Santoso di Jakarta, Selasa (6/9/2011), mengatakan bahwa dalam satu bulan terakhir, sedikitnya 10 PNS berusia muda terlacak memiliki dana di rekening mereka melebihi pendapatan resmi. Bahkan, ada dua PNS golongan III B yang diduga menilep uang negara miliaran rupiah dari proyek fiktif

Menurut Ade, 10 nama PNS tersebut harusnya bisa menjadi pintu masuk bagi KPK untuk menelusuri pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut. "Jadi penindakan dalam persoalan ini harus dibongkar ke akarnya pemilik rekening itu, lalu proses siapa-siapa saja yang terlibat. Kalau hanya kepada pemilik rekening tidak akan menyentuh akar masalahnya," jelasnya.

Ade mengatakan, setidaknya ada dua asumsi PNS muda pemilik rekening miliaran tersebut bekerja tidak sendiri. Menurut Ade, biasanya PNS muda tersebut bekerja karena meniru atasannya atau dipaksa untuk menjalankan proyek-proyek fiktif yang menelan belasan miliaran rupiah.

"Karena hal yang tidak bisa kita pungkiri, yaitu birokrasi, kita ini selalu akan tunduk pada senior. Itu adalah watak birokrasi. Sangat mengenaskan memang karena uang negara sudah habis miliaran rupiah karena hal ini. Ini memperlihatkan ada masalah dalam birokrasi kita yang harus segera dibenahi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Nasional
    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    Nasional
    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Nasional
    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Nasional
    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Nasional
    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Nasional
    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com