Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Intervensi Kekuasaan Loloskan Calon Tertentu

Kompas.com - 02/12/2011, 14:17 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Campur tangan pemerintah dinilai sangat terasa dalam proses pemilihan empat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2011-2015.  Kali ini, intervensi itu dirasa lebih besar dibanding proses pemilihan pada periode sebelumnya.

"Ini intervensi kekuasaan paling parah. Menyedihkan," kata Trimedya Panjaitan, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat setelah penundaan proses pemilihan, Jumat (2/12/2011) siang.

Trimedya yang pernah mengikuti seleksi calon pimpinan KPK periode sebelumnya di DPR mengatakan, penundaan pemilihan itu telah mempertontonkan bagaimana kekuasaan menentukan keputusan agar mengamankan hingga 2014. Sedianya, pemilihan dilakukan pukul 09.00, tetapi akhirnya ditunda menjadi pukul 14.00.

"Kita dengar pimpinan parpol yang ada di Setgab (Sekretariat Gabungan) dilobi habis-habisan agar mengikuti kemauan kekuasaan untuk memuluskan nama-nama tertentu. Nantinya (yang bersangkutan) akan berutang budi karena sudah diloloskan," kata Trimedya.

Trimedya mengakui, ada undangan dari partai koalisi pagi tadi untuk membahas pemilihan. Namun, undangan itu ditolak. "Kita harapkan Setgab tidak solid," ucap mantan Ketua Komisi III itu.

Kritikan

Penundaan proses pemilihan dikritik para anggota Komisi III. Bambang Soesatyo, anggota dari Fraksi Partai Golkar, mengatakan, penundaan itu lantaran belum ada kesepakatan di Setgab. "Seharusnya jangan korbankan DPR untuk kepentingan kelompok-kelompok tertentu," kata Bambang.

Ahmad Yani, anggota dari Fraksi PPP, mengatakan, sebagai komisi penegakan hukum, pimpinan Komisi III telah melanggar aturan sendiri dengan terlambat membuka sidang.

Indra, anggota dari Fraksi PKS, mengatakan, "Pimpinan (Komisi III) harus mematuhi aturan. Jangan sampai hak setiap anggota terabaikan dengan keputusan-keputusan sesaat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

    Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

    Nasional
    Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

    Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

    Nasional
    Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

    Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

    Nasional
    Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

    Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

    Nasional
    Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

    Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

    Nasional
    Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

    Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

    Nasional
    Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

    Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

    Nasional
    Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

    Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

    Nasional
    Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

    Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

    Nasional
    22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

    22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

    Nasional
    Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

    Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

    Nasional
    SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

    SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

    Nasional
    Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

    Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

    Nasional
    Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

    Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com