Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Instruksikan Polri dan TNI Patuhi Hukum di Papua

Kompas.com - 14/11/2011, 20:44 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI yang bertugas di Papua agar selalu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan aspek dan norma-norma hukum yang berlaku. Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai di Jakarta, Senin (14/11/2011).

"Presiden sangat mewanti-wanti kepada pihak TNI dan Polri untuk mengontrol ke tingkat bawah untuk memastikan aspek pengelolaan kemanan harus sesuai aspek hukum, norma yang berlaku. Karena tugas mereka memang untuk menjaga ketentuan yang berlaku, dan menjaga kedaualtan negara tetapi tidak boleh mengakibatkan akses-akses di lapangan," ujar Velix.

Akhir-akhir ini eskalasi kekerasan di Papua terus meningkat. Kekerasan tersebut dinilai terjadi karena adanya perebutan "rezeki" antara para oknum TNI dan oknum anggota Polri yang ditugaskan di Papua. Aktivis hak asasi manusia (HAM) Papua, Yusan Yeblo, mengatakan Papua dalam segala hal menjadi lahan bagi sebagian besar warga dari luar untuk mencari kepentingan dan keuntungan pribadi atau kelompok.

Menurut Velix, berbagai kekerasan tersebut terjadi di luar kontrol Presiden. Meskipun eskalasi kekerasan di Papua terus meningkat, Velix menilai, Polri dan TNI harusnya dapat menyelesaikan persoalan itu tanpa melanggar ketentuan dan norma hukum yang berlaku.

"Ketika ada itu akses-akses di tingkat lapangan, itu seharusnya segera dikontrol dengan baik oleh Polisi," katanya.

Ditambahkan Velix, Presiden juga menegaskan, jika terjadi tindakan kekerasan di lapangan, Polri harus segera mengusut siapa pelaku kekerasan tersebut. "Yang salah harus dihukum apakah ada pihak internal, atau eksternal yang melakukan kekerasan itu. Segera usut dan kenakan mereka ke dalam aspek hukum pidana atau pengadilan umum," kata Velix.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

    "Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

    Nasional
    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Nasional
    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Nasional
    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Nasional
    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Nasional
    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Nasional
    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Nasional
    'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

    "Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

    Nasional
    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com