Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Menteri yang Tak Kunjung Datang ...

Kompas.com - 14/10/2011, 18:47 WIB
Hindra Liu

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Pada Jumat (14/10/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan memanggil para calon menteri yang akan bergabung ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, ke kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemanggilan para calon menteri akan dilakukan pada pukul 14.00.

Setelah ditunggu-tunggu selama sekitar dua setengah jam, pihak Istana Kepresidenan mengumumkan bahwa pemanggilan calon menteri ditunda hingga hari Sabtu (15/10/2011) mendatang. Sepanjang Jumat, Presiden hanya bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa untuk membicarakan sejumlah isu internasional serta menerima calon wakil Menteri Pendidikan Nasional Musliar Kasim.

Tak jelas mengapa Presiden tiba-tiba batal memanggil para calon menteri. Seusai Musliar memberikan keterangan pers singkat terkait penunjukkan dirinya sebagai Wakil Mendiknas, pihak Istana Kepresidenan mempersilakan para wartawan untuk meninggalkan kediaman. Para wartawan pun secara bergelombang meninggalkan kediaman Presiden.

Selang beberapa saat kemudian, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha tiba-tiba mengatakan, Presiden mungkin saja memanggil calon menteri. "Saya tidak melarang teman-teman wartawan untuk pulang. Tetapi, Presiden saat ini sedang rapat, dan bisa saja memanggil calon menteri," kata Julian.

Para wartawan pun jadi kebingungan. Pasalnya, pada awalnya Presiden dikatakan akan memanggil calon menteri yang kemudian ternyata batal. Setelah dinyatakan batal, pihak Istana Presiden kembali menginformasikan bahwa Presiden mungkin saja akan memanggil calon menteri. Tak jelas mengapa agenda Presiden terus berubah-ubah.

Saat ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang menggelar Rapat Pimpinan Nasional di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Salah satu agendanya adalah membahas rencana Presiden melakukan penataan kabinet.

Seperti diwartakan, empat menteri PKS mengancam bersama-sama mengundurkan diri jika salah satu di antaranya dikeluarkan dari kabinet. Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, Presiden menghargai sikap PKS. Saat ini, Presiden menunggu keputusan PKS apakah tetap atau berada di luar koalisi.

Selain PKS, Partai Golkar juga sedang menggelar rapat pimpinan nasional. Presiden, pada Kamis kemarin mengatakan, kendati menyadari bahwa penataan kembali kabinet menteri merupakan hak prerogatifnya sebagaimana diatur dalam UUD, dirinya tetap merasa perlu menjelaskan alasan, tujuan, dan latar belakang reshuffle yang dilakukannya kepada pimpinan parpol anggota koalisi.

Presiden mengatakan, sesuai kesepakatan koalisi, manakala ada seorang menteri dari parpol dari diganti, dirinya berkewajiban melakukan konsultasi.

"Ada yang mengatakan bahwa Presiden bisa mengangkat siapa saja. Dalam real politics, tentu tidak benar seperti itu. Kita berkoalisi. Di negara mana pun, ada etika koalisi. Ada kewajiban yang kita jalankan berkaitan dengan koalisi ini," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Nasional
    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Nasional
    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    Nasional
    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Nasional
    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Nasional
    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Nasional
    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    Nasional
    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Nasional
    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Nasional
    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    Nasional
    Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

    Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

    Nasional
    SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

    SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

    Nasional
    Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

    Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com