Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Premium Didesak Dimoratorium

Kompas.com - 10/10/2011, 18:18 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh layanan pesan premium yang dikelola content provider didesak dihentikan sementara, atau dilakukan moratorium sampai ada aturan yang jelas untuk melindungi pelanggan. Desakan itu disampaikan beberapa anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, salah satunya Teguh Juwarno, politisi PAN, saat rapat dengar pendapat dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring di DPR, Senin (10/10/2011).

"Saya setuju dibentuk panitia kerja untuk membahas masalah ini. Selama dalam pembahasan itu, dilakukan moratorium. Dihentikan dulu sementara layanan premium SMS sampai ada aturan main," kata Teguh.

Teguh dan beberapa anggota lain menilai tidak mungkin content provider bekerja sendiri untuk meraup keuntungan dari pelanggan. Mereka mencurigai ada kerjasama antara content provider dengan oknum operator. Salah satu indikasinya dari pembocoran nomor pelanggan.

"Saya mencurigai ada kerjasama diam-diam, minimal pura-pura tidak tahu karena operator menikmati keuntungan yang luar biasa besar," kata Muhammad Najib, politisi PAN lainnya.

Dikatakan Teguh, saat ini tercatat lebih dari 200 juta nomor seluler aktif. Jika satu persen dari total pelanggan itu menjadi korban akibat ketidaktahuan, kata dia, setidaknya total Rp 4 miliar per hari yang berhasil diraup content provider. Angka itu jika pulsa setiap pelanggan tersedot Rp 2.000.

"Satu bulan sudah Rp 120 miliar. Itu duit hilang sia-sia yang sebagian besar duit tukang ojek, tukang becak, pedagang sayur. Pulsa Rp 5.000 bagi mereka sangat berarti. Sudah lah, cukup eksploitasi kita ke masyarakat kecil," lontar Teguh.

Tifatul menilai moratorium adalah usulan emosional anggota dewan. Tifatul meminta agar dilihat kontribusi sektor telekomunikasi dalam pertumbuhan ekonomi yang mencapai 13 persen. "Dulu kan 6,4 persen. Dua kali lipat itu. Apa mau dibunuh itu? Punya solusi ngga?" kata Tifatul di sela-sela rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

    Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

    Nasional
    Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

    Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

    Nasional
    GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

    GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

    Nasional
    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Nasional
    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Nasional
    PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    Nasional
    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Nasional
    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Nasional
    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com