JAKARTA, KOMPAS.com — Beni Asri, salah seorang tersangka teroris yang diduga terlibat bom Cirebon, resmi menjadi anggota JAT sejak 2008. Dari pengakuannya kepada polisi, sejak saat itu Beni rajin mengikuti pengajian-pengajian. Ia mengenal jihad sejak mengikuti pengajian di Masjid Kampus STAIN setiap dua minggu sekali pada hari Minggu.
Yang menyajikan pengajian adalah ustaz Halawi Makmun LC. Pengajian berlanjut, pada awal 2010 Beni juga mengikuti pengajian di Cileunyi, Bandung, Jawa Barat, dengan ustaz Oman Abdurrhaman. Oman, ujar Beni, mengajarkan Tauhid wal Jihad yang artinya memerangi orang kafir dan musyrik seperti Pemerintah RI, Pemerintah Amerika Serikat, thogut berupa aparatur pemerintah dan anshor-nya.
"Anshor di antaranya polisi, jaksa, hakim, tentara, serta aparatur pemerintahan. Caranya dengan senjata api, bom, ataupun perlengkapan yang ada sesuai dengan kemampuan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di Gedung Humas Polri, Sabtu (8/10/2011).
Pemahaman yang didapatnya adalah thogut, yaitu pemerintah dan unsurnya tidak berhukum pada hukum Allah. Sementara itu, anshor-nya, seperti polisi, jaksa, tentara, dan hakim dianggap sebagai setan oleh para pejihad ini.
Tak hanya itu, Beni si penjual mainan anak-anak ini ikut bersama teman-temannya mengikuti latihan fisik di Telaga Herang, Majalengka. Dalam latihan itu, Agung Nur Alam sebagai amir. Hadir juga Agung Bronis, Ovan, Hasyim, M Syarif, Basuki, Agus, Cebot, Darno, Faisal Sigit, dan Heru Kamaludin.
"Mereka melaksanakan latihan berenang, belajar baris-berbaris, roling, dan lompat harimau. Latihan itu dilaksanakan selama satu hari penuh," jelas Anton.
Di antara nama-nama tersebut, nama ustaz Oman telah divonis kasus terorisme di Aceh dengan hukuman sembilan tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 20 Desember 2010. Ia terbukti membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Aceh, pada 2009. Peran Oman dalam pelatihan tersebut adalah memberikan sumbangan dana sebesar Rp 20 juta dan 100 dollar AS kepada Dulmatin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.